Kamis, 29 November 2018

LAPORAN TPTH JAGUNG MANIS


 

LEMBAR PENGESAHAN


Pengaruh beberapa tingkat dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan
dan hasil jagung manis



Oleh
SHOLIKHATIN
E1J015010


Dengan ini yang bertanda tangan di bawah ini bahwa “LAPORAN AKHIR PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA” telah disetujui dengan pemeriksaan lebih lanjut  oleh dosen pembimibing/co.ass mata kuliah praktikum tersebut.

                                                                                           Bengkulu 10 desember 2017
Dosen Pembimbing Praktikum                       Coass                           Praktikan



Dr.Ir.Catur Herison,M.Sc.                  Rizky melia ningsih                 Sholikhatin
19620724 198703 1 001                     NPM.E1J014147                    NPM.E1J015010

DAFTAR ISI







BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman jagung termasuk kedalam jenis tanamansemusim (annual). tanaman jagung mempunyai akar yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan atau kondisi kesuburan tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Untuk kondisi tanah yang subur dan gembur, akar tanamaan jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan pada kondisi tanah yang kurang baik pertumbuhan dan perkembangan akarnya terbatas. Bentuk batang tanaman jagung bulat berbentuk silindris (bulat),tidak berlubang,dan beruas-ruas(berbuku-buku)sekitar 8-20 ruas per batang. Jumlah ruas tanaman jagung tergantung dengan varietas yang ditanam dan juga menurut umur tanamannya.
Jagung manis merupakan salah satu tanaman pangan yang juga dikonsumsi dan banyak disukai masyarakat khususnya dibeberapa kota/daerah di Indonoesia.Tanaman jagung manis memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa dan umur produksinya yang lebih singkat. Bagi para petanitanaman jagung manis merupakan peluang usaha di pasar, karena nilai jualnya yang tinggi. Saat ini permintaan terhadap jagung manis semakin meningkat, hal ini mendorong para petani untuk melakukan perbaikan terhadap sistem budidaya untuk meningkatkan produksi.
(Sunyamin menuturkan, pada 2015) produksi jagung di indonesia sebanyak 19,61 juta ton, atau sekitar 0,60 juta ton lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan produksi terbesar terjadi di Pulau Jawa dengan 0,46 juta ton dan di luar Pulau Jawa dengan angka 0,15 juta ton. Kenaikan produksi jagung terjadi karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 2,25 kuintal per hektare atau sekitar 4,54 persen. Meski demikian, diketahui pula luas panen jagung mengalami penurunan sebesar 50,20 ribu hektare atau 1,31 persen.
Menurut Purnama (2010) bahwa sebahagian masyarakat indonesia mengkomsumsi jagung manis sebagai pengganti nasi, dalam berpartisipasi untuk pelaksanaan diversifikasi pangan yang di canangkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga yang berkait. Oleh sebab itu banyak petani yang menanam jagung sebagai alternatif pengganti makanan pokok berupa nasi. Budidaya jagung manis kini banyak di minati petani, karena harganya di pasaran antara Rp 3.50095.000/kg serta perawatannya yang mudah, potensi keuntungan yang tinggi. Potensi panen jagung jenis sangat menggiurkan yakni waktu panen yang singkat antara 60 hari – 75 hari, produksi sampai 20 ton/ha.
Usaha yang dapat dilakukaan untuk meningkatkan produktivitas jagung di dalam negeri perlu dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan pupuk,varietas unggul, dan pengaturan jarak tanam yang baik. Varietas sangat perlu di perhatikan untuk menunjang peningkatan produksi tanaman jagung.Selain varietas, ada juga beberapa upaya yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung di antaranya memperluas areal penanaman. Bila berhasil menambah areal baru sampai ratusan ribu hektar per tahun maka akan terjadi lonjakan produksi jagung secara nyata dalam tingkat nasional.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat beberapa jenis varietas jagung yang berkembang di tingkat petani. Antara lain varietas tersebut adalah jagung komposit (bersari bebas) hibrida dan jagung manis.
1.      Membandingkan pertumbuhan dan hasil jagung manis dengan beberapa dosis pupuk urea





















TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani
Menurut Rukmana 2010. Tanaman jagung (Zea mays L) termasuk dalam family rumputan. Dalam sistematika (Taksonomi) tanaman jagung tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom                   :Plantae
Divisio                       :Spermatophyta
Sub Divisio               :Angiospermae
Kelas                         :Monocotyledonae
Ordo Famili              :Graminaeae
Genus                        :Zea
Spesies                       :Zea Mays L.
Menurut Rukmana,2010. Tinggi untuk tanaman jagung sangat bervariasi, tergantung jenis varietas apa yang ditanamdan juga kondisi lingkungan dan kesuburan tanahnya. Tanaman jagung mempunyai struktur daun terdiri atas tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Jumlah daun setiap tanaman jagung bervariasi antara 8-48  helai tetapi pada kenyataannya jumlah helaian daun tanaman jagung sekitar 18-12 helai setiap varietas mempunyai jumlah helaian daun dan umur tanam yang berbeda-beda,bentuk daun jagung berbentuk pita atau garis dengan letak tulang daunnya ditengah-tengah,daunnya sejajar dengan daun berbulu halus, dan juga warnanya bervariasi.
Menurut Purwono dan Hartono, 2008. Dauntanaman jagung terdiri dari tiga bagian yaitu kelopak daun,lidah daun dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.
 Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang dipanen muda dan banyak diusahakan di daerah tropis. Jagung manis atau yang sering disebut sweet corn dikenal di Indonesia pada awal 1980 melalui hasil persilangan (Koswara, 1986).
 Menurut Harjadi (1989), pertumbuhan dan mutu hasil jagung manis diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kesuburan tanah. Oleh karena itu pemupukan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis, maka tanaman tanaman perlu di berikan pupuk. Menurut Sutedjo (2002) pupuk adalah bahan yang di berikan kedalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanam.
2.2 Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh untuk pertumbuhan tanaman jagung yaitu daerah yang beriklim sedang hingga subtropik atau tropis yang basah dan didaerah yang terletak antara 0-50o LU hingga 0-400LS. Penyinaran tanaman yang bagus adalah penyiran matahari yang penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21-34oC. Tanaman jagung juga menginginkan curah hujan yang ideal, curah hujan untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan merata. Pertumbuhan tanaman jagung sangat bergantung dengan sinar matahari, karena tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan hasilnya kurang baik bahkan tidak dapat membentuk tongkol (TimKaryaTani Mandiri, 2010).
Kegiatan pertanian pemupukan merupakan komponen teknologi produksi yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi jagung.Data menunjukkan bahwa tanaman jagung yang kekurangan nitrogen hasilnya turun sampai 30%.Fosfor berperan dalam pembentukan bunga, buah, biji, dan perkembangan akar yang pada gilirannya meningkatkan kualitas tanaman. Menurut Taufik dan Thamrin, 2009. Kekurangan fosfor memengaruhi aspek metabolisme dan pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tongkol dan biji tidak normal.Demikian juga kalium mengakibatkan hasilnya turun sampai 10%.
Dan Pemupukan merupakan salah satu faktor sebagai penentu keberhasilan budidaya jagung manis pada lahan kering. Kesuburan tanah daerah tropis seperti di Indonesia ini kurang.( menurut Suratmini, 2009)
Upaya peningkatan produksi jagung selalu diiringi oleh penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik, untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan secara  berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara  alami, keberlanjutan sistem produksi, dan keuntungan yang memadai bagi petani. Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat, terutama tanah.Konsep pengelolaan hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan. (Menurut Dobermann and Fairhurst, 2000; Witt and Dobermann 2002).
Menurut Subandi, dkk (1988), dosis, cara dan waktu pemberian yang tepat dan disertai dengan pengolahan tanah yang baik dapat membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara yang diperlukan tanaman. Pupuk yang diberikan harus sesuai dengan kondisi agar dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pupuk urea merupakan pupuk buatan, dengan kandungan nitrogen sebesar 45 % dan pupuk ini tergolong dalam pupuk yang higroskopis, yaitu pada kelembaban nisbih 73 persen sudah mulai menarik air dari udara.
Menurut Puspadewi, Sutari dan Kusumiyati, 2014. Budidaya tanaman dengan menggunakaan pupuk organik harus lebih sering digunakan karena pada umumnya bahan-bahan organik yang terdapat di tanah-tanah pertanian semakin rendah maka daripada itu penggunaan pupuk cair ini dapat membantu memperbaiki struktur tanaah. Sementara itu kesadaran dari petani terhadap kelemahan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan semakin menurun, dan sebagian besar hasil panen diambil bersamaan dengan tanamannya, tanpa adanya usaha pengembalian sebagian sisa panen ke dalam  tanah, maka kandungan bahan organik di dalam tanah semakin rendah. Fungsi pupuk organic selain sebagai sumber hara bagi tanah dan tanaman juga dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah dan meningkatkan pembentukan klorofil daun.Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan sehingga penggunaannya dapat membantu upaya konservasi tanah yang lebih baik, dengan menggunakan pupuk organic dapaat menjadikan pertanian yang berkelanjutan.
Menurut Pasaribu, Barus dan Kurnianto, 2011. Pupuk organik cair dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari udara.










BAB III
METODELOGI
Waktu Pelaksanaan Praktikum dilaksanakan setiap hari Selasa, pukul 08:00 sampai 10:00 dan Kamis, pukul 10:00 sampai dengan 12:00, yang berlokasi di zona pertanian kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, waktunya dimulai tanggal  12 September 2017 sampai panen tanggal 28 November 2017.

3.2  Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih jagung manis, pupuk kandang , ajir bambu 2 m, tali rafia, dan urea.
Alat-alat yang digunakan adalah meteran, cangkul, sabit, timbangan, tabel, spidol, tali rafia, staples dan alat tulis.

3.3  Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 1 faktor yaitu pupuk Urea. Dosis pupuk terdiri dari 3 taraf yaitu D1 = 300 kg/ha, D2 = 400kg/ha, D3 = 500 kg/ha, yang diulang 3 kali sehingga diperoleh 9 satuan percobaan. Setiap petakan terdiri dari 128 tanaman.

a.         Persiapan lahan
Praktikum TPTP dimulai pada tanggal 12 september 2017 tepatnya hari selasa sebelum melakukaan atau mulai praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura mahasiswa mempersiapkan lahan terlebih dahulu, pada saat persiapan lahan mahasiswa terlebih dahulu menyiapkan segala perlengkapan untuk penyiapan lahan mulai dari cangkul dan parang. Kemudian melakukan pengukuran pada lahan yang akan dioalah, dua mahasiswa mendapat satu petakan dengan luas lahan perpetak yaitu 4m x 6m dan setiap mahasiswa mendapat perlakuan yang berbeda-beda, mulai dari perlakuan B1,B2,B3,A1,A2,D1,D2,C1,C2 dengan dosis pupuk yang berbeda-beda dan saya mendapat perlakuan B1 dengan Urea 400 kg/ha. Setelah melakukan pengukuran, selanjutnya mahasiswa mulai melakukan pembersihan lahan, pembersihan lahan dilakukan secara bersamaan dengan mahasiswa yang satu shift serta lahan yang sudah bersih diolah dengan cara mencangkul dan membuat petakkan –petakkan setiap petakkan memiliki jarak tanam yaitu 25x75 cm.
Kemudian setelah lahan selesai dibuat dan dioalah selanjutnya pemberian pupuk kandang bersamaan pada saat pengolahan lahan petakkan dengan cara mencampurkan pupuk kandang dengan tanah sedalam 10-15 cm. Sedangkan pupuk anorganik diberiakan seluruhnya ketika tanaman mulai berumur 1 minggu. Pupuk yang telah dicampurkan kemudian ditaburkan atau diberikan pada petakkan dengan cara meratakan pupuk pada lahan petakkan.
a.    Penanaman
Kemudian benih yang telah diseleksi dan layak tanam kemudian disiapkan, lalu membuat alat bantu penanaman yang berupa caplak terbuat dari tali plastik dengan jarak 25x75 cm, yang digunakan untuk mempermudh proses penanaman untuk jarak tanam. kemudian menugal tempat yang sudah dikasih tanda oleh caplak, benih di masukkan ke dalam lubang tanam yang telah ditugal. Setiap lubang tanam dimasukkan 2 benih jagung, kemudian lubang tersebut langsung ditutup secara perlahan bersamaan dengan pupuk urea agar benih tidak mengalami dormansi yang lama dan agar pupuk tidak terjadi penguapan.
b.    Penentuan sample
Penentuan sampel dilakukan denga cara melakukaan pengacakan secara acak agar dapat menghasilkan data yang akurat yaitu sampel yang dapat mewakili tanaman yang lainnya.
c.    Pemupukan
     Pemupukan untuk pupuk anorganik pertama dilakukan bersmaan dengan pengolahan lahan dan untuk pupuk an-organik kedua setelah tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.
d.   Pembumbunan
     Pembumbunan dilakukan ketika akar tanaman ada yang tidak tertutupi oleh tanah dan tujuan pembumbunan untuk mengkokohkan tanaman.
e.    Perawatan tanaman (penyiangan, penyiraman, pengelolaanopt)
     Penyiangan dilakukan ketika lahan terdapat gulma dengan cara menggunakan sengkuit, penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari jika pada hari itu tidak terdapat hujan, setelah jagung sudah mulai memasuki fase generative penyiraman dikurangi, karena jaagung sudah tidak membutuhkan air terlalu banyak, jika terdapat hama maka dilakukan pengendalian opt.
f.     Panen
     Panen dilakukan secara bersama sama seluruh praktikan yang satu shift. dengan memperhatikan : Jumlah tongkol, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah biji per baris, bobot berangkasan segar atas dan bobot berangkasan segar bawah.

a.    Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diamati setiap minggunya dimulai dari minggu kedua setelah tanam, dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang tanaman sampai dengan ujung daun tertinggi.
b.    Jumlah daun
Jumlah daun muai diamati setelah tanaman berumur 3 Minggu setelah tanam dan dilakukan setiap minggunya.
c.    Umur berbunga Jantan
Dengan melakukan pengamatan setiap satuan percobaan yang telah keluar bunga sebanyak 75%.
d.   Umur berbunga Betina
Umur berbunga betina ditandai dengan keluarnya tangkai putik pada ujung tongkol, setelah keluarnya putik maka diamati setelah setiap satuan percobaan yang telah keluar bunga sebanyak 75%.
e.    Jumlah Tongkol
Jumlah tongkol diamati setelah paanen dan merupakan pengamatan terakhir pada praktikum ini.
f.     Bobot tongkol berkelobot
Bobot tongkol berkelobot diamati pada saat setelah panen dengan cara menimbang tongkol bersamaan dengan kelobotnya.
g.    Bobot tongkol tanpa kelobot
Bobot tongkol tanpa kelobot pengamatannya sama saja seperti bobot tongkol berkelobot hanya saja yang membedakan pada pengamatan ini kelobotnya dilepass sebelum ditimbang.
h.    Panjang tongkol
Panjang tongkol diukur dengan menggunakan mistar.
i.      Diameter tongkol
Diameter tongkol diukur dengan mengukur diameter tongkolnya. Dengan menggunakan jarang sorong.
j.      Bobot berangkasan segar  (Bobot pupus)
Bobot berangkasan segar atas diamati setelah pemanenan dengan cara menimbang berangkasan segar atas dari pangkal batang sampai pucuk tanpa menghilangkan sehelai daunpun.
Analisis data bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa tingkat perlakuan pupuk anorganik (Urea) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dengan melakukan analisis data hasil dari pengamatan dengan Analisis Varians.
Jika diketahui “F hitung > F α” maka dilanjutkan dengan uji (BNT) dengan taraf 5%. Bila diketahui “F hitung ˂ F α” maka tidak perlu dilanjutkan dengan uji (BNT) taraf 5% karena tidak ada pengaruh yang nyata terhadap pemberian Dosis pupuk anorganik dan kombinasinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

























BAB IV
4.1      Gambaran Umum Percobaan
       Pada percobaan praktikum kali ini design percobaan yang digunakan merupakan percobaan faktor tunggal dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satuan percobaan yang digunakan adalah 9 petakan dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan menghasilkan total tanaman dalam 1 petakan yaitu 128 tanaman dengan menggunakan perlakuan dosis pupuk anorganik (NPK, SP-36, KCl) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang dilakukan dengan menganalisis data hasil pengamatan dengan Analisis Varians. Jika diketahui “F hitung > F α” maka dilanjutkan dengan uji  (BNT) yang bertaraf 5%, dan jika diketahui “F hitung < F α”maka tidak perlu dilanjutkan dengan uji (BNT) taraf 5% karena tidak terdapat pengaruh nyata terhadap perlakuan.
4.2      Hasil
Rangkuman hasil Anava untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis terhadap perlakuan
Pengamatan
KTper
KTblok
KTgal.per
Ktgal.blok
Fhit.
per
Fhit.
blok
BNT5%
Tinggi tanaman
              23,7
            115,21
            101,90
            101,90
      22,88
Jumlah daun
                2,1
                1,07
                1,05
                1,05
        2,32
Luas daun
125827063,0
206191078,90
130578231,70
130578231,70
25904,72
Kehijauan
              12,6
            103,71
              30,29
              30,29
      12,48
Diameter batang
                0,5
                0,08
                0,19
                0,19
        1,00
Jumlah ruas
              16,5
              14,25
                6,70
                6,70
        5,87
Jumlah tongkol
                0,1
                0,04
                0,19
                0,19
        0,99
Berat brangkasan
        10994,5
        21675,01
          9491,59
          9491,59
    220,86
Panjangtongkol berkelobot
                1,7
                1,07
                1,10
                1,10
        2,38
Panjang tongkol tanpa kelobot
                3,1
                1,50
                3,98
                3,98
        4,52
Diameter tongkol berkelobot
                0,2
                0,55
                0,14
                0,14
        0,84
Diameter tongkol tanpa kelobot
                0,5
                0,46
                0,11
                0,11
        0,76
Berat tongkol berkelobot
          1932,9
          4415,98
            777,21
            777,21
      63,20
Berat tongkol tanpa kelobot
          1788,1
          1805,73
            371,09
            371,09
      43,67
Keterangan : ns (berpengaruh tidak nyata)

Grafik Pertumbuhan Hasil Tanaman Jagung Manis
1.      Tinggi tanaman
Dari beberapa dosis yang diberikan, pada tinggi tanaman yang paling baik adalah dosis urea yaitu 300 dengan rata-rata tinggi tanamann yaitu 105 cm, lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 400 dan 500, yaitu masing-masing dengan tinggi tanaman 100 dan 101.
2.      Jumlah daun
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya, dengan jumlah daun rata-rata yaitu 9 per tanaman. sedangkan yang paling rendah yaitu dosis 400 yaitu dengan jumlah daun rata-rata 6 per tanaman.


3.      Luas daun
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya, dan  yang paling rendah yaitu dosis 500.
4.      Diameter batang

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 mampu meningkatkan diameter batang dengan rata-rata 2,2 mm dalam jangka waktu 3 bulan.
5.      Kehijauan daun
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 dan 400 mampu memberikan hasil yang sama dan paling baik dari dosis yang lainnya yaitu dengan nilai rata-rata 38 dengan perbedaan hasil yang paling rendah yaitu pada dosis urea 500.


6.      Jumlah tongkol
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis yang mempengaruhi jumlah tongkol adalah sama, sehingga memberikan dosis urea 300 sudah cukup meningkatkan jumlah tongkol, sehingga tidak memerlukan dosis yang lebih tinggi.
7.      Panjang tongkol berkelobot
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 400 memberikan hasil paling baik pada panjang tongkol dari dosis yang lainnya, dengan rata-rata panjang tongkol berkisar 24,8 cm sedangkan berbeda jauh dengan dosis urea 300 yaitu 23,2 cm.
8.      Bobot tongkol berkelobot

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya, dengan bobot tongkol yaitu 240 gram per tongkol yang masih terdapat kelobot yang menyelimuti tongkol.
9.      Diameter tongkol berkelobot
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya, yaitu dengan hasil diameter tongkol tanpa kelobot 4,7 gram/toongkol.
10.  Bobot tongkol tanpa kelobot
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 400 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya, yaitu 150 gram/tongkol pada jagung tanpa kelobot.
11.  Diameter tongkol tanpa kelobot
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya yaitu diameter/tongkol tanpa kelobot 5 gram.


12.  Bobot berangkasan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 400 memberikan hasil paling optimal dari dosis yang lainnya yaitu dengan rata-rata 600 gram per tanaman bobot basah yang telah ditimbang.
13.  Jumlah ruas
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 dan 400 memberikan hasil paling baik dari dosis yang lainnya pada pertumbuhan jumlah ruas yaitu dengan nilai rata-rata 8/ tanaman jagung.

4.3      PEMBAHASAN
4.2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
a.         Tinggi tanaman
Untuk tinggi tanaman pada praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan ini didapatkan hasil tinggi tanamannya tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan, terlihat seperti pada tabel 1 pengamatan Rangkuman Anava, dan dilihat dari data statistic berarti perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata juga dilihat dari praktikum lapangan yang dilakukan terlihat bahwa adanya perbedaan nyata antar perlakuan. Sehingga tidak diperlukan uji lanjut pada setiap variabel.
b.         Jumlah daun
Jumlah daun pada praktikum kali ini berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan secara uji statistik dengan uji Anava dengan taraf F5%, bahwa perlakuan yang diberikan yaitu tidak berpengaruh nyata, terlihat pada tabel 2 pengamatan jumlah daun dan jika dilihat dari fakta yang terjadi dilapangan juga tidak terjadi adanya pengaruh terhadap jumlah daun.
c.         Umur berbunga Jantan
Berdasarkaan dari data pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini terlihat pada tabel 2 bahwa tidak berpengaruh nyata pada perlakuan yang diberikan.
d.        Umur berbunga Betina
Untuk umur berbunga betina jika dilihat dari tabel 2 juga tidak berpengaruh nyata pada perlakuan yang diberikan.
a.         Jumlah tongkol
Berdasarkan dari data pengamatan tentang komponen hasil jagung yaitu jumlah tongkol dan didapakan bahwa hasil jumlah tongkol jagung pada praktikum ini tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada tabel 2 hasilnya berpengaruh tidak nyata.
b.         Bobot tongkol berkelobot
Untuk bobot tongkol berkelobot pada praktikum ini didapatkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.
c.         Bobot tongkol tanpa kelobot
Bobot tongkol dari praktikum ini berdasarkan dari data pengamatan tentang komponen hasil jagung yaitu bobot tongkol tanpa kelobot dan didapatkan bahwa bobot tongkol jagung tanpa kelobot hasilnya berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada tabel 2,
d.        Panjang tongkol
Panjang tongkol pada praktikum ini jika dilihaat dari saat pemanenan terlihat jelas bahwa adanya perbedan antar perlakuan yang diberikan, namun setelah dilakukan uji secara statistik dengan analisis varian bertaraf F5%  tidak cukup bukti untuk menunjukkan bahwa adanya pengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.

e.         Diameter tongkol
Diameter tongkol pada praktikum kali ini berdasarkaan dari data uji F5% maka perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhaadap hasil yang didapatkan.
f.          Bobot berangkasan segar  
Untuk bobot berangkasan segar  jagung terlihat pada saat panen bahwa adanya perbedaan antar perlakuan dan hasilnya tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.


























PENUTUP
Dapat dilihat dari rangkuman hasil Anava bahwa perlakuan yang diberikan terhadap tanaman jagung dengan perlakuan pemberian pupuk anorganik, bahwa teknologi produksi tanaaman jagung melalui praktek langsung di lapangan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol dan bobot berangkasan segar , tinggi tanaman, jumlah daun, umur bunga jantan dan betina, bobot tongkol berkelobot dan variabel yang lainnya.
Pengaruh pemberian kombinasi pupuk an-organik terhadap pertumbuhan tanaman jagung di lahan yang kering tidak berpengaruh nyata pada semua variabel, namun yang terbaik dari dosis pupuk urea yang diberikan yaitu Urea 300 , dikarenakan semua hasil yang didapat tidak berbeda nyata dari ketiga dosis tersebut. Sehingga jika perlakuan 300 saja sudah mampu meningkatkan pertumbuhan dari tanaman jagung maka efisiensi penggunaan pupuk anorganik dapat diaplikasikan dengan dosis yang serendah-rendahnya namun dengan hasil yang optimal

Untuk praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura selanjutnya bisa lebih baik lagi daripada praktikum kali ini, lebih bisa memaksimalkan waktu praktikum yang ada jangan sampai ada waktu praktikum yang terbuang, mnfaatkan waktu praktikum dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA


Adisarwanto, T. dan Yustina, E.W. 2001.Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Agusfita, Stofiarni, 2002. Biologi Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Jurusan Biolobi FMIPA UNDIP, Semarang.

Pasaribu, M. S., W. A. Barus dan H. Kurnianto. 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Nasa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharataSturt).Jurnal Agrium 17(1): 47-51.

Purwono, M;Hartono, 2008.Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Depok.

Puspadewi, S., W. Sutari dan Kusumiyati. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dan Dosis Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. SaccharataSturt.) Kultivar Talenta. Jurnal Agriculture.1(4): 198-205.

Rukmana, H. R. 2010. Usaha Tani Jagung. Kanisius.Yogyakarta. Hal 21-22.

Suratmini P. 2009. Kombinasi pemupukan urea dan pupuk organik pada jagung manis di lahan kering. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan 28 (2): 83-88.

Taufik MM, Thamrin. 2009. Analisis input-output pemupukan beberapa varietas jagung di lahan kering. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 28 (2): 78-82.

Witt, C. and A. Dobermann. 2002. A site-specific nutrient management approach for irrigated lowland rice in Asia, Site-specific nutrient management for maize in favorable tropical environments. Power point Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi untuk Tanaman Jagung. Lampung. 44 p



U
 
LAMPIRAN

1.    Lay Out

Text Box: B2
Text Box: B2
Text Box: B2
Text Box: B2
Text Box: B2
Text Box: B2
Keterangan :
Contoh B1.4.2

B1 : Shift
4 Perlakuan
2 ulangan

 
Text Box: B2
Text Box: B2 Text Box: B2
Text Box: B2
Text Box: B2
Text Box: B1.4.2
Text Box: B1.4
Text Box: B1.3.3
Text Box: B1.4.1
Text Box: B1.5.1
Text Box: B1.5.3
Text Box: B1.3.2
Text Box: B1.4.3
Text Box: B1.5.2
 
































2.    Tabel Anava dari seluruh variable yang diamati

Tabel Anava tinggi Tanaman
SK
DB
JK
KT
F HIT
F TABEL
perlakuan
2
47,4
23,7
0,2324
6,944272
ns
ulangan
2
230,4
115,2
1,1307
ns
galat
4
407,6
101,9
total
8
685,3

Tabel Anava Jumlah Daun
SK
DB
JK
KT
F HIT
F TABEL
perlakuan
2
4,14
2,07
1,968963
6,944272
ulangan
2
2,13
1,07
1,014603
galat
4
4
1,05
total
8
10

Tabel Anava Bobot berangkasan
SK
DB
JK
KT
HIT
F TABEL
perlakuan
2
21989,1
10994,5
1,158345
6,944272
ns
ulangan
2
43350,0
21675,0
2,283601
ns
galat
4
37966,4
9491,6
total
8
103305,5

Tabel Anava Bobot Tongkol Berkelobot
SK
DB
JK
KT
HIT
F TABEL
perlakuan
2
0,5
0,2
1,763474
6,944272
ns
ulangan
2
1,1
0,5
3,963248
ns
galat
4
0,6
0,1
total
8
2,1

Tabel Anava Bobot Tanpa Kelobot
SK
DB
JK
KT
HIT
F TABEL
perlakuan
2
6,1
3,1
0,766349
6,944272
ns
ulangan
2
3,0
1,5
0,376838
ns
galat
4
15,9
4,0
total
8
25,0



Tabel Anava Jumlah Ruas
SK
DB
JK
KT
HIT
F TABEL
perlakuan
2
33,1
16,5
2,466813
6,944272
ns
ulangan
2
28,5
14,3
2,125746
ns
galat
4
26,8
6,7
total
8
88,4

Tabel Anava Jumlah Tongkol
SK
DB
JK
KT
HIT
F TABEL
perlakuan
2
0,0
0,0
0,017391
6,944272
ns
ulangan
2
0,1
0,0
0,226087
ns
[galat
4
0,8
0,2
total
8
0,9

            Tabel Anava Luas Daun
SK
DB
JK
KT
F HIT
F TABEL
perlakuan
2
251654126,0
125827063,0
0,9636
6,944272
ns
ulangan
2
412382157,8
206191078,9
1,5791
ns
galat
4
522312926,7
130578231,7
total
8
1186349210,5

Tabel Anava Diameter Batang
SK
DB
JK
KT
HIT
F TABEL
perlakuan
2
1,0
0,5
2,500903
6,944272
ns
ulangan
2
0,2
0,1
0,386066
ns
galat
4
0,8
0,2
total
8
1,9

Tabel Anava Kehijauan Daun
SK
DB
JK
KT
 HIT
F TABEL

perlakuan
2
25,3
12,7
0,417866
6,944272
ns
ulangan
2
207,4
103,7
3,424439

ns
galat
4
121,1
30,3



total
8
353,9












3.    Dokumentasi
P_20170317_175734.jpgP_20170406_091053_HDR.jpg

P_20170420_085240_1_p.jpgP_20170420_082711_1_p.jpgP_20170420_085222_1_p.jpg

P_20170420_082711_1_p.jpgP_20170427_083908.jpgP_20170504_084927_1_p.jpg

P_20170518_091347_p.jpgP_20170518_091444_1_p.jpgP_20170518_091429_1_p.jpg
P_20170518_092223_p.jpgP_20170518_091423_p.jpgP_20170518_091414_1_p.jpg




LAPORAN TPTH JAGUNG MANIS

  LEMBAR PENGESAHAN Pengaruh beberapa tingkat dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis Oleh SHOL...