LEMBAR PENGESAHAN
Pengaruh beberapa
tingkat dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan
dan hasil
jagung manis
Oleh
SHOLIKHATIN
E1J015010
Dengan ini yang bertanda tangan
di bawah ini bahwa “LAPORAN AKHIR PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA” telah
disetujui dengan pemeriksaan lebih lanjut
oleh dosen pembimibing/co.ass mata kuliah praktikum tersebut.
Bengkulu 10 desember 2017
Dosen Pembimbing Praktikum Coass Praktikan
Dr.Ir.Catur Herison,M.Sc. Rizky melia ningsih Sholikhatin
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman jagung termasuk kedalam jenis tanamansemusim (annual). tanaman jagung mempunyai
akar yang dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik pada lingkungan atau kondisi kesuburan tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Untuk kondisi tanah yang subur dan gembur, akar tanamaan jagung dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Sedangkan pada kondisi tanah yang kurang
baik pertumbuhan dan perkembangan akarnya terbatas. Bentuk batang tanaman jagung bulat
berbentuk silindris (bulat),tidak berlubang,dan beruas-ruas(berbuku-buku)sekitar 8-20 ruas
per batang. Jumlah ruas tanaman jagung tergantung
dengan varietas yang ditanam dan juga menurut umur tanamannya.
Jagung
manis merupakan salah satu tanaman pangan yang juga dikonsumsi dan
banyak disukai masyarakat khususnya dibeberapa
kota/daerah di Indonoesia.Tanaman jagung manis memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan jagung biasa dan umur produksinya yang lebih singkat. Bagi
para petanitanaman jagung manis merupakan peluang usaha di pasar, karena nilai
jualnya yang tinggi. Saat ini permintaan terhadap jagung manis semakin
meningkat, hal ini mendorong para petani untuk melakukan perbaikan terhadap
sistem budidaya untuk meningkatkan produksi.
(Sunyamin
menuturkan, pada 2015) produksi jagung di
indonesia sebanyak 19,61 juta ton, atau sekitar 0,60
juta ton lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan produksi terbesar
terjadi di Pulau Jawa dengan 0,46 juta ton dan di luar Pulau Jawa dengan angka
0,15 juta ton. Kenaikan produksi jagung terjadi karena adanya kenaikan
produktivitas sebesar 2,25 kuintal per hektare atau sekitar 4,54 persen. Meski
demikian, diketahui pula luas panen jagung
mengalami penurunan sebesar 50,20 ribu hektare atau 1,31 persen.
Menurut Purnama (2010) bahwa sebahagian masyarakat
indonesia mengkomsumsi jagung manis sebagai pengganti nasi, dalam
berpartisipasi untuk pelaksanaan diversifikasi pangan yang di canangkan oleh
pemerintah dan lembaga-lembaga yang berkait. Oleh sebab itu banyak petani yang menanam
jagung sebagai alternatif pengganti makanan pokok berupa nasi. Budidaya jagung
manis kini banyak di minati petani, karena harganya di pasaran antara Rp
3.50095.000/kg serta perawatannya yang mudah, potensi keuntungan yang tinggi. Potensi
panen jagung jenis sangat menggiurkan yakni waktu panen yang singkat antara 60
hari – 75 hari, produksi sampai 20 ton/ha.
Usaha yang dapat dilakukaan untuk
meningkatkan produktivitas jagung di dalam negeri perlu dilakukan dengan
berbagai cara seperti penggunaan pupuk,varietas unggul, dan pengaturan jarak
tanam yang baik. Varietas sangat perlu di perhatikan untuk menunjang
peningkatan produksi tanaman jagung.Selain varietas, ada juga beberapa upaya
yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung di
antaranya memperluas areal penanaman. Bila berhasil menambah areal baru sampai
ratusan ribu hektar per tahun maka akan terjadi lonjakan produksi jagung secara
nyata dalam tingkat nasional.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa di Indonesia terdapat beberapa jenis varietas jagung yang
berkembang di tingkat petani. Antara lain varietas tersebut adalah jagung
komposit (bersari bebas) hibrida dan jagung manis.
1.
Membandingkan pertumbuhan dan hasil
jagung manis dengan beberapa dosis pupuk urea
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani
Menurut Rukmana 2010. Tanaman jagung
(Zea mays L) termasuk dalam family rumputan.
Dalam sistematika (Taksonomi) tanaman
jagung tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan
sebagai
berikut:
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Sub Divisio :Angiospermae
Kelas :Monocotyledonae
Ordo Famili :Graminaeae
Genus :Zea
Spesies :Zea Mays L.
Menurut Rukmana,2010. Tinggi untuk
tanaman jagung sangat bervariasi,
tergantung jenis
varietas apa yang ditanamdan juga kondisi lingkungan dan kesuburan tanahnya. Tanaman jagung mempunyai struktur daun terdiri
atas tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Jumlah daun setiap tanaman jagung bervariasi
antara 8-48
helai tetapi pada kenyataannya jumlah helaian daun tanaman jagung
sekitar 18-12 helai setiap varietas mempunyai
jumlah helaian daun dan umur tanam yang berbeda-beda,bentuk daun jagung
berbentuk pita atau garis dengan letak tulang
daunnya ditengah-tengah,daunnya sejajar dengan
daun berbulu halus, dan juga warnanya bervariasi.
Menurut Purwono dan Hartono,
2008. Dauntanaman jagung terdiri dari tiga bagian yaitu kelopak daun,lidah daun dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus
batang.
Jagung manis (Zea mays
Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang dipanen muda dan banyak
diusahakan di daerah tropis. Jagung manis atau yang sering disebut sweet corn
dikenal di Indonesia pada awal 1980 melalui hasil persilangan (Koswara, 1986).
Menurut Harjadi
(1989), pertumbuhan dan mutu hasil jagung manis diduga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan kesuburan tanah. Oleh karena itu pemupukan merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil
jagung manis.
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung
manis, maka tanaman tanaman perlu di berikan pupuk. Menurut Sutedjo (2002)
pupuk adalah bahan yang di berikan kedalam tanah baik yang organik maupun
anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah
dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanam.
2.2 Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh untuk pertumbuhan tanaman
jagung yaitu daerah yang beriklim sedang hingga subtropik atau tropis yang basah dan didaerah yang terletak
antara 0-50o LU hingga 0-400LS. Penyinaran tanaman yang bagus adalah penyiran
matahari yang penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21-34oC. Tanaman jagung juga
menginginkan curah hujan yang ideal, curah hujan untuk tanaman jagung
adalah
85-200 mm/bulan dan merata. Pertumbuhan
tanaman
jagung sangat bergantung dengan sinar matahari,
karena tanaman jagung yang ternaungi,
pertumbuhannya
akan
terhambat dan
hasilnya kurang baik
bahkan
tidak
dapat membentuk
tongkol (TimKaryaTani
Mandiri, 2010).
Kegiatan pertanian pemupukan merupakan komponen
teknologi produksi yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi jagung.Data
menunjukkan bahwa tanaman jagung yang kekurangan nitrogen hasilnya turun sampai
30%.Fosfor berperan dalam pembentukan bunga, buah, biji, dan perkembangan akar
yang pada gilirannya meningkatkan kualitas tanaman. Menurut Taufik dan Thamrin,
2009. Kekurangan fosfor memengaruhi aspek metabolisme dan pertumbuhan
tanaman, khususnya pembentukan tongkol dan biji tidak normal.Demikian juga
kalium mengakibatkan hasilnya turun sampai 10%.
Dan Pemupukan merupakan salah satu faktor sebagai penentu
keberhasilan budidaya jagung manis pada lahan kering. Kesuburan tanah daerah
tropis seperti di Indonesia ini kurang.( menurut Suratmini, 2009)
Upaya peningkatan produksi jagung selalu diiringi oleh
penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik, untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman. Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan
mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, keberlanjutan sistem produksi, dan
keuntungan yang memadai bagi petani. Pemupukan berimbang adalah pengelolaan
hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat, terutama
tanah.Konsep pengelolaan hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah
menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan. (Menurut Dobermann and
Fairhurst, 2000; Witt and Dobermann 2002).
Menurut Subandi, dkk (1988),
dosis, cara dan waktu pemberian yang tepat dan disertai dengan pengolahan tanah
yang baik dapat membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara yang diperlukan
tanaman. Pupuk yang diberikan harus sesuai dengan kondisi agar dapat menunjang
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pupuk
urea merupakan pupuk buatan, dengan kandungan nitrogen sebesar 45 % dan pupuk
ini tergolong dalam pupuk yang higroskopis, yaitu pada kelembaban nisbih 73
persen sudah mulai menarik air dari udara.
Menurut Puspadewi, Sutari dan Kusumiyati,
2014. Budidaya tanaman dengan menggunakaan pupuk organik harus lebih sering
digunakan karena pada umumnya bahan-bahan organik yang terdapat di tanah-tanah
pertanian semakin rendah maka daripada itu penggunaan pupuk cair ini dapat
membantu memperbaiki struktur tanaah. Sementara itu kesadaran dari petani
terhadap kelemahan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan semakin menurun,
dan sebagian besar hasil panen diambil bersamaan dengan tanamannya, tanpa
adanya usaha pengembalian sebagian sisa panen ke dalam tanah, maka kandungan bahan organik di dalam
tanah semakin rendah. Fungsi pupuk organic selain sebagai sumber hara bagi
tanah dan tanaman juga dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah dan
meningkatkan pembentukan klorofil daun.Penggunaan pupuk organik dalam jangka
panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi
lahan sehingga penggunaannya dapat membantu upaya konservasi tanah yang lebih
baik, dengan menggunakan pupuk organic dapaat menjadikan pertanian yang
berkelanjutan.
Menurut Pasaribu, Barus dan Kurnianto, 2011.
Pupuk organik cair dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun
sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen dari
udara.
BAB III
METODELOGI
Waktu Pelaksanaan Praktikum dilaksanakan setiap hari Selasa, pukul 08:00 sampai 10:00 dan Kamis, pukul 10:00 sampai dengan 12:00, yang berlokasi di zona pertanian kebun
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, waktunya dimulai
tanggal 12 September 2017 sampai panen tanggal 28 November 2017.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih
jagung manis, pupuk kandang , ajir bambu 2 m, tali rafia, dan urea.
Alat-alat yang digunakan adalah meteran, cangkul, sabit,
timbangan, tabel, spidol, tali rafia, staples dan alat tulis.
Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 1 faktor
yaitu pupuk Urea. Dosis pupuk terdiri dari 3 taraf yaitu D1 = 300 kg/ha, D2 =
400kg/ha, D3 = 500 kg/ha, yang diulang 3 kali sehingga diperoleh 9 satuan
percobaan. Setiap petakan terdiri dari 128 tanaman.
a.
Persiapan lahan
Praktikum TPTP dimulai pada tanggal 12 september 2017 tepatnya
hari selasa sebelum
melakukaan atau mulai praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura mahasiswa
mempersiapkan lahan terlebih dahulu, pada saat persiapan lahan mahasiswa
terlebih dahulu menyiapkan segala perlengkapan untuk penyiapan lahan mulai dari
cangkul dan parang. Kemudian melakukan pengukuran pada lahan yang akan dioalah,
dua mahasiswa
mendapat satu petakan dengan luas lahan perpetak yaitu 4m x 6m dan setiap mahasiswa
mendapat perlakuan yang berbeda-beda, mulai dari perlakuan B1,B2,B3,A1,A2,D1,D2,C1,C2
dengan dosis pupuk yang berbeda-beda dan saya mendapat perlakuan B1 dengan Urea 400 kg/ha. Setelah
melakukan pengukuran, selanjutnya mahasiswa mulai melakukan pembersihan lahan,
pembersihan lahan dilakukan secara bersamaan dengan mahasiswa yang satu shift
serta lahan yang sudah bersih diolah dengan cara mencangkul dan membuat
petakkan –petakkan setiap petakkan memiliki jarak tanam yaitu 25x75 cm.
Kemudian setelah lahan selesai dibuat dan dioalah selanjutnya
pemberian pupuk kandang bersamaan pada saat pengolahan lahan petakkan dengan
cara mencampurkan pupuk kandang dengan tanah sedalam 10-15 cm. Sedangkan
pupuk anorganik diberiakan seluruhnya ketika tanaman mulai berumur 1 minggu.
Pupuk yang telah dicampurkan kemudian ditaburkan atau diberikan pada petakkan dengan
cara meratakan pupuk pada lahan petakkan.
a.
Penanaman
Kemudian benih
yang telah diseleksi dan layak tanam kemudian disiapkan, lalu membuat alat
bantu penanaman yang berupa caplak terbuat dari tali plastik dengan jarak 25x75 cm, yang digunakan
untuk mempermudh proses penanaman untuk jarak tanam. kemudian menugal tempat
yang sudah dikasih tanda oleh caplak, benih di masukkan ke dalam lubang tanam
yang telah ditugal. Setiap lubang tanam dimasukkan 2 benih jagung, kemudian
lubang tersebut langsung ditutup secara perlahan bersamaan dengan pupuk urea
agar benih tidak mengalami dormansi yang lama dan agar pupuk tidak terjadi
penguapan.
b.
Penentuan sample
Penentuan sampel dilakukan denga cara melakukaan
pengacakan secara acak agar dapat menghasilkan data yang akurat yaitu sampel
yang dapat mewakili tanaman yang lainnya.
c.
Pemupukan
Pemupukan untuk pupuk anorganik pertama
dilakukan
bersmaan dengan pengolahan lahan dan untuk pupuk an-organik kedua setelah tanaman
berumur 1 minggu setelah tanam.
d.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan ketika akar tanaman ada yang
tidak tertutupi oleh tanah dan tujuan pembumbunan untuk mengkokohkan tanaman.
e.
Perawatan tanaman (penyiangan,
penyiraman, pengelolaanopt)
Penyiangan dilakukan ketika lahan terdapat gulma
dengan cara menggunakan sengkuit, penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu
pagi dan sore hari jika pada hari itu tidak terdapat hujan, setelah jagung
sudah mulai memasuki fase generative penyiraman dikurangi, karena jaagung sudah
tidak membutuhkan air terlalu banyak, jika terdapat hama maka dilakukan
pengendalian opt.
f.
Panen
Panen dilakukan secara bersama sama seluruh praktikan
yang satu shift. dengan memperhatikan : Jumlah tongkol, bobot tongkol
berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah
biji per baris, bobot berangkasan segar atas dan bobot berangkasan segar
bawah.
a. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diamati setiap minggunya dimulai dari minggu kedua
setelah tanam, dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang tanaman
sampai dengan ujung daun tertinggi.
b. Jumlah daun
Jumlah daun muai
diamati setelah tanaman berumur 3 Minggu setelah tanam dan dilakukan setiap
minggunya.
c. Umur berbunga
Jantan
Dengan melakukan
pengamatan setiap satuan percobaan yang telah keluar bunga sebanyak 75%.
d. Umur berbunga
Betina
Umur berbunga betina ditandai dengan keluarnya tangkai putik pada
ujung tongkol, setelah keluarnya putik maka diamati setelah setiap satuan
percobaan yang telah keluar bunga sebanyak 75%.
e. Jumlah Tongkol
Jumlah tongkol
diamati setelah paanen dan merupakan pengamatan terakhir pada praktikum ini.
f. Bobot tongkol
berkelobot
Bobot tongkol
berkelobot diamati pada saat setelah panen dengan cara menimbang tongkol
bersamaan dengan kelobotnya.
g. Bobot tongkol
tanpa kelobot
Bobot tongkol
tanpa kelobot pengamatannya sama saja seperti bobot tongkol berkelobot hanya
saja yang membedakan pada pengamatan ini kelobotnya dilepass sebelum ditimbang.
h. Panjang tongkol
Panjang tongkol
diukur dengan menggunakan mistar.
i. Diameter tongkol
Diameter tongkol
diukur dengan mengukur diameter tongkolnya. Dengan menggunakan jarang
sorong.
j. Bobot berangkasan
segar (Bobot pupus)
Bobot berangkasan
segar atas diamati setelah pemanenan dengan cara menimbang berangkasan segar
atas dari pangkal batang sampai pucuk tanpa menghilangkan sehelai daunpun.
Analisis
data bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa tingkat perlakuan pupuk anorganik (Urea) terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung dengan melakukan analisis data hasil dari pengamatan
dengan Analisis Varians.
Jika
diketahui “F hitung > F α” maka dilanjutkan dengan uji (BNT) dengan taraf 5%. Bila diketahui “F hitung ˂ F α”
maka tidak perlu dilanjutkan dengan uji (BNT) taraf 5% karena tidak ada pengaruh yang nyata
terhadap pemberian Dosis pupuk anorganik dan kombinasinya terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung.
BAB IV
4.1 Gambaran Umum Percobaan
Pada percobaan praktikum kali ini design percobaan yang digunakan
merupakan percobaan faktor tunggal dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL) dengan satuan percobaan yang digunakan adalah 9 petakan dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan menghasilkan total tanaman dalam 1 petakan yaitu
128 tanaman dengan menggunakan perlakuan dosis pupuk anorganik
(NPK, SP-36, KCl) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang dilakukan
dengan menganalisis data hasil pengamatan dengan Analisis Varians. Jika
diketahui “F hitung > F α” maka dilanjutkan dengan uji
(BNT)
yang bertaraf 5%, dan jika diketahui “F hitung < F α”maka tidak
perlu dilanjutkan dengan uji (BNT) taraf 5% karena tidak terdapat pengaruh nyata terhadap perlakuan.
4.2 Hasil
Rangkuman hasil
Anava untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dengan
hasil sebagai
berikut:
Tabel
1. Analisis terhadap perlakuan
Pengamatan
|
KTper
|
KTblok
|
KTgal.per
|
Ktgal.blok
|
Fhit.
per
|
Fhit.
blok
|
BNT5%
|
Tinggi tanaman
|
23,7
|
115,21
|
101,90
|
101,90
|
|
|
22,88
|
Jumlah daun
|
2,1
|
1,07
|
1,05
|
1,05
|
|
|
2,32
|
Luas daun
|
125827063,0
|
206191078,90
|
130578231,70
|
130578231,70
|
|
|
25904,72
|
Kehijauan
|
12,6
|
103,71
|
30,29
|
30,29
|
|
|
12,48
|
Diameter batang
|
0,5
|
0,08
|
0,19
|
0,19
|
|
|
1,00
|
Jumlah ruas
|
16,5
|
14,25
|
6,70
|
6,70
|
|
|
5,87
|
Jumlah tongkol
|
0,1
|
0,04
|
0,19
|
0,19
|
|
|
0,99
|
Berat brangkasan
|
10994,5
|
21675,01
|
9491,59
|
9491,59
|
|
|
220,86
|
Panjangtongkol berkelobot
|
1,7
|
1,07
|
1,10
|
1,10
|
|
|
2,38
|
Panjang tongkol tanpa kelobot
|
3,1
|
1,50
|
3,98
|
3,98
|
|
|
4,52
|
Diameter tongkol berkelobot
|
0,2
|
0,55
|
0,14
|
0,14
|
|
|
0,84
|
Diameter tongkol tanpa kelobot
|
0,5
|
0,46
|
0,11
|
0,11
|
|
|
0,76
|
Berat tongkol berkelobot
|
1932,9
|
4415,98
|
777,21
|
777,21
|
|
|
63,20
|
Berat tongkol tanpa kelobot
|
1788,1
|
1805,73
|
371,09
|
371,09
|
|
|
43,67
|
Keterangan
: ns (berpengaruh tidak nyata)
Grafik Pertumbuhan Hasil Tanaman Jagung
Manis
1.
Tinggi tanaman
Dari
beberapa dosis yang diberikan, pada tinggi tanaman yang paling baik adalah
dosis urea yaitu 300 dengan rata-rata tinggi tanamann yaitu 105 cm, lebih
tinggi dibandingkan dengan dosis 400 dan 500, yaitu masing-masing dengan tinggi
tanaman 100 dan 101.
2. Jumlah
daun
Dari grafik
diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 memberikan hasil paling baik
dari dosis yang lainnya, dengan jumlah daun rata-rata yaitu 9 per tanaman.
sedangkan yang paling rendah yaitu dosis 400 yaitu dengan jumlah daun rata-rata
6 per tanaman.
3.
Luas daun
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 memberikan hasil paling
baik dari dosis yang lainnya, dan yang
paling rendah yaitu dosis 500.
4.
Diameter batang
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 mampu meningkatkan
diameter batang dengan rata-rata 2,2 mm dalam jangka waktu 3 bulan.
5.
Kehijauan daun
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 dan 400 mampu memberikan
hasil yang sama dan paling baik dari dosis yang lainnya yaitu dengan nilai
rata-rata 38 dengan perbedaan hasil yang paling rendah yaitu pada dosis urea
500.
6.
Jumlah tongkol
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis yang mempengaruhi jumlah
tongkol adalah sama, sehingga memberikan dosis urea 300 sudah cukup
meningkatkan jumlah tongkol, sehingga tidak memerlukan dosis yang lebih tinggi.
7.
Panjang tongkol berkelobot
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 400 memberikan hasil paling
baik pada panjang tongkol dari dosis yang lainnya, dengan rata-rata panjang
tongkol berkisar 24,8 cm sedangkan berbeda jauh dengan dosis urea 300 yaitu
23,2 cm.
8.
Bobot tongkol berkelobot
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 memberikan hasil paling
baik dari dosis yang lainnya, dengan bobot tongkol yaitu 240 gram per tongkol
yang masih terdapat kelobot yang menyelimuti tongkol.
9.
Diameter tongkol berkelobot
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 memberikan hasil paling
baik dari dosis yang lainnya, yaitu dengan hasil diameter tongkol tanpa kelobot
4,7 gram/toongkol.
10. Bobot
tongkol tanpa kelobot
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 400 memberikan hasil paling
baik dari dosis yang lainnya, yaitu 150 gram/tongkol pada jagung tanpa kelobot.
11. Diameter
tongkol tanpa kelobot
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 500 memberikan hasil paling
baik dari dosis yang lainnya yaitu diameter/tongkol tanpa kelobot 5 gram.
12. Bobot
berangkasan
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 400 memberikan hasil paling
optimal dari dosis yang lainnya yaitu dengan rata-rata 600 gram per tanaman
bobot basah yang telah ditimbang.
13. Jumlah
ruas
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pemberian dosis 300 dan 400 memberikan hasil
paling baik dari dosis yang lainnya pada pertumbuhan jumlah ruas yaitu dengan
nilai rata-rata 8/ tanaman jagung.
4.3
PEMBAHASAN
4.2.1 Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman
a.
Tinggi tanaman
Untuk tinggi tanaman pada
praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan ini didapatkan hasil tinggi
tanamannya tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan
yang diberikan, terlihat seperti pada tabel 1 pengamatan Rangkuman Anava,
dan dilihat dari data statistic berarti perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata juga
dilihat dari praktikum lapangan yang dilakukan terlihat bahwa adanya perbedaan
nyata antar perlakuan. Sehingga tidak diperlukan uji lanjut pada setiap
variabel.
b.
Jumlah daun
Jumlah daun pada praktikum
kali ini berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan secara uji
statistik dengan uji Anava dengan taraf F5%, bahwa perlakuan yang diberikan
yaitu tidak berpengaruh nyata, terlihat pada tabel 2 pengamatan jumlah daun dan
jika dilihat dari fakta yang terjadi dilapangan juga tidak terjadi adanya
pengaruh terhadap jumlah daun.
c.
Umur berbunga Jantan
Berdasarkaan dari data pengamatan
yang dilakukan pada praktikum ini terlihat pada tabel 2 bahwa tidak berpengaruh
nyata pada perlakuan yang diberikan.
d.
Umur berbunga Betina
Untuk umur berbunga betina
jika dilihat dari tabel 2 juga tidak berpengaruh nyata
pada perlakuan yang diberikan.
a.
Jumlah tongkol
Berdasarkan dari data
pengamatan tentang komponen hasil jagung yaitu jumlah tongkol dan didapakan
bahwa hasil jumlah tongkol jagung pada praktikum ini tidak berpengaruh nyata
terhadap perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada tabel 2 hasilnya
berpengaruh tidak nyata.
b.
Bobot tongkol berkelobot
Untuk bobot tongkol
berkelobot pada praktikum ini didapatkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak
berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.
c.
Bobot tongkol tanpa kelobot
Bobot tongkol dari praktikum
ini berdasarkan dari data pengamatan tentang komponen hasil jagung yaitu bobot
tongkol tanpa kelobot dan didapatkan bahwa bobot tongkol
jagung tanpa kelobot hasilnya berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan yang diberikan
dapat dilihat pada tabel 2,
d.
Panjang tongkol
Panjang tongkol
pada praktikum ini jika dilihaat dari saat pemanenan terlihat jelas bahwa
adanya perbedan antar perlakuan yang diberikan, namun setelah dilakukan uji
secara statistik dengan analisis varian bertaraf F5% tidak cukup bukti untuk menunjukkan bahwa
adanya pengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.
e.
Diameter tongkol
Diameter tongkol pada
praktikum kali ini berdasarkaan dari data uji F5% maka perlakuan yang diberikan
tidak berpengaruh nyata terhaadap hasil yang
didapatkan.
f.
Bobot berangkasan segar
Untuk bobot berangkasan segar jagung terlihat pada saat panen bahwa adanya
perbedaan antar perlakuan dan hasilnya tidak berpengaruh nyata
terhadap perlakuan yang diberikan.
PENUTUP
Dapat
dilihat dari rangkuman hasil Anava bahwa perlakuan yang diberikan terhadap
tanaman jagung dengan perlakuan pemberian pupuk anorganik, bahwa teknologi produksi
tanaaman jagung melalui praktek langsung di lapangan tidak berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol dan bobot berangkasan segar
,
tinggi tanaman, jumlah daun, umur bunga jantan dan betina, bobot tongkol
berkelobot dan variabel yang lainnya.
Pengaruh
pemberian kombinasi pupuk an-organik terhadap pertumbuhan tanaman jagung di
lahan yang kering tidak berpengaruh nyata pada semua variabel, namun yang
terbaik dari dosis pupuk urea yang diberikan yaitu Urea 300 , dikarenakan semua
hasil yang didapat tidak berbeda nyata dari ketiga dosis tersebut. Sehingga
jika perlakuan 300 saja sudah mampu meningkatkan pertumbuhan dari tanaman
jagung maka efisiensi penggunaan pupuk anorganik dapat diaplikasikan dengan
dosis yang serendah-rendahnya namun dengan hasil yang optimal
Untuk
praktikum Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura selanjutnya bisa lebih baik
lagi daripada praktikum kali ini, lebih bisa memaksimalkan waktu praktikum yang
ada jangan sampai ada waktu praktikum yang terbuang, mnfaatkan waktu praktikum
dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adisarwanto, T. dan Yustina, E.W. 2001.Meningkatkan
Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Agusfita, Stofiarni, 2002. Biologi Cacing Tanah Lumbricus
rubellus. Jurusan Biolobi FMIPA UNDIP, Semarang.
Pasaribu, M. S., W. A. Barus dan H.
Kurnianto. 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk
Organik Cair (POC) Nasa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea
mays saccharataSturt).Jurnal Agrium 17(1): 47-51.
Purwono,
M;Hartono,
2008.Bertanam Jagung Unggul. Penebar
Swadaya. Depok.
Puspadewi, S.,
W. Sutari dan Kusumiyati. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC)
dan Dosis Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
(Zea mays L. SaccharataSturt.) Kultivar Talenta. Jurnal Agriculture.1(4):
198-205.
Rukmana, H. R.
2010. Usaha Tani Jagung. Kanisius.Yogyakarta. Hal 21-22.
Suratmini
P. 2009. Kombinasi pemupukan urea dan pupuk organik pada jagung manis di lahan
kering. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan 28 (2): 83-88.
Taufik
MM, Thamrin. 2009. Analisis input-output pemupukan beberapa varietas jagung di
lahan kering. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 28 (2): 78-82.
Witt,
C. and A. Dobermann. 2002. A site-specific nutrient management approach for irrigated
lowland rice in Asia, Site-specific nutrient management for maize in favorable
tropical environments. Power point Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Hara
Spesifik Lokasi untuk Tanaman Jagung. Lampung. 44 p
U
LAMPIRAN
U
|
1.
Lay Out
|
||||||
2.
Tabel Anava dari seluruh
variable yang diamati
Tabel
Anava tinggi Tanaman
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
47,4
|
23,7
|
0,2324
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
230,4
|
115,2
|
1,1307
|
ns
|
|
galat
|
4
|
407,6
|
101,9
|
|||
total
|
8
|
685,3
|
Tabel
Anava Jumlah Daun
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F HIT
|
F TABEL
|
perlakuan
|
2
|
4,14
|
2,07
|
1,968963
|
6,944272
|
ulangan
|
2
|
2,13
|
1,07
|
1,014603
|
|
galat
|
4
|
4
|
1,05
|
||
total
|
8
|
10
|
Tabel
Anava Bobot berangkasan
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
21989,1
|
10994,5
|
1,158345
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
43350,0
|
21675,0
|
2,283601
|
ns
|
|
galat
|
4
|
37966,4
|
9491,6
|
|||
total
|
8
|
103305,5
|
Tabel
Anava Bobot Tongkol Berkelobot
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
0,5
|
0,2
|
1,763474
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
1,1
|
0,5
|
3,963248
|
ns
|
|
galat
|
4
|
0,6
|
0,1
|
|||
total
|
8
|
2,1
|
Tabel
Anava Bobot Tanpa Kelobot
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
6,1
|
3,1
|
0,766349
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
3,0
|
1,5
|
0,376838
|
ns
|
|
galat
|
4
|
15,9
|
4,0
|
|||
total
|
8
|
25,0
|
Tabel
Anava Jumlah Ruas
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
33,1
|
16,5
|
2,466813
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
28,5
|
14,3
|
2,125746
|
ns
|
|
galat
|
4
|
26,8
|
6,7
|
|||
total
|
8
|
88,4
|
Tabel
Anava Jumlah Tongkol
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
0,0
|
0,0
|
0,017391
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
0,1
|
0,0
|
0,226087
|
ns
|
|
[galat
|
4
|
0,8
|
0,2
|
|||
total
|
8
|
0,9
|
Tabel
Anava Luas Daun
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
251654126,0
|
125827063,0
|
0,9636
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
412382157,8
|
206191078,9
|
1,5791
|
ns
|
|
galat
|
4
|
522312926,7
|
130578231,7
|
|||
total
|
8
|
1186349210,5
|
Tabel
Anava Diameter Batang
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
1,0
|
0,5
|
2,500903
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
0,2
|
0,1
|
0,386066
|
ns
|
|
galat
|
4
|
0,8
|
0,2
|
|||
total
|
8
|
1,9
|
Tabel
Anava Kehijauan Daun
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
HIT
|
F
TABEL
|
|
perlakuan
|
2
|
25,3
|
12,7
|
0,417866
|
6,944272
|
ns
|
ulangan
|
2
|
207,4
|
103,7
|
3,424439
|
|
ns
|
galat
|
4
|
121,1
|
30,3
|
|
|
|
total
|
8
|
353,9
|
|
|
|
|
3.
Dokumentasi