Minggu, 16 September 2018

Laporan praktikum genetika hukum mendel I


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA




ACARA 3.
HUKUM MENDEL 1


Nama         : Sholikhatin
Npm          : E1j015010
Shift          : C2. Rabu (10.00 – 12.00 Wib)
Kelompok  : 1
Co.Ass       : Vega Citra
Dosen         : Dr.Ir. Dwi Wahyuni  Ganefianti,M.Sc.




LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Dasar Teori
Syamsuri, (2004:101 ) Mengemukakan bahwa Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid.
Hukum Mandel I berlaku pada gametogenesis F1. F1 itu memiliki genotif heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam perkawinan. (Wildan Yatim, 1996:76).
Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat beda (monohibrit). Setiap indifidu yang berkembang baik secara seksual terbentuk dari perleburan  2 gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis mendel dari setiap sifat/karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hokum mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1. F1 memiliki genotip heterozigot. Dalam peritiwa meiyosis, gen sealel akan terpisah , mesisng-masing terbentuk gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F2) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau peristiwa.( Suryati Doti, 2011)
Menurut Crowder (1993), dominan adalah hasil gen fungsional, menutup penampilan dari alel mutan, dan resesif adalah alel dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang berfungsi, hasil yang defisien atau hasil yang jumlahnya sedikit. Sedangkan sifat keturunan yang dapat diamati/ lihat (warna, bentuk, ukuran) dinamakan fenotip, dan sifat dasar yang tidak nampak dan tetap (tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotip (Suryo, 2008).

1.2.   Tujuan Praktikum
1.   Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel
2.   Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan
3.   Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1.   Bahan dan Alat
1.   Model gen (kancing genetik) 2 warna
2.   Dua buah stoples

2.2.   Cara Kerja
1.   Model gen merah dan putih diambil oleh praktikan masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30  jantan dan 30 betina).
2.   Satu pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan disisihkan dan dimisalkan sebagai individu merah dan individu putih.
3.   Pasangan gen pada langkah 2 dibuka oleh praktikan, ini dimisalkan sebagai pemisahan gen pada pembentukan gamet.
4.   Model gen jantan merah dan model gen betina putih digabungkan oleh praktikan. Ini menggambarkan hasil persilangan atau F1 keturunan individu merah dan individu betina.
5.   Model gen merah dan model gen putih dipisahkan. Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6.   Semua model gen jantan merah maupun putih dimasukkan ke dalam stoples jantan dan model gen betina merah dan putih dimasukkan ke dalam stoples betina.
7.   Sebuah gen secara acak diambil dari masing-masing stoples tanpa melihat dan sambil mengaduk gen-gen di dalam stoples, kemudian dipasangkan.
8.   Secara terus-menerus pengambilan model gen dilakukan sampai gen pada toples habis dan setiap pasangan gen yang terambil dicatat kedalam table pencatatan.
9.   Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang telah diambil (langkah 8) kedalam stoples masing-masing untuk mendapat kesempatan terambil lagi. Percobaan serupa dilakukan untuk pengambilan 20x, 40x, dan 60x.



BAB III
HASIL
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan, dengan teknik pengambilan kancing genetik 2 warna, yaitu merah untuk gen jantan dan putih untuk gen betina. Didapat hasil berupa tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20x
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-Merah
IIIII
5
2
Merah-Putih
IIII IIII
9
3
Putih-Putih
IIII II
7

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40x
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-Merah
 IIII
4
2
Merah-Putih
IIII IIII IIII IIII IIII
25
3
Putih-Putih
IIII IIII I
11

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60x
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-Merah
IIII IIII IIII
14
2
Merah-Putih
IIII IIII IIII IIII IIII IIII I
31
3
Putih-Putih
IIII IIII IIII I
16








Table 4. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20x
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(Observasi=O)
(Expected)
(O-E)
merah
14
15
1
Putih
7
5
2
total
21
20
1

Table 5. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40x
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(Observasi=O)
(Expected)
(O-E)
merah
29
30
-1
Putih
11
10
1
total
40
40
0

Table 6. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60x
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(Observasi=O)
(Expected)
(O-E)
Merah
45
45
0
Putih
16
15
1
Total
60
60
0






BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil perbobaan persilangan yang di simbolkan dengan kancing genetik dapat dijelaskan bahwa dalam percobaan Hukum Mendel 1, dilakukan persilangan monohibrid dengan perbedaan warna kancing genetic merah sebagai sifat dominan dan putih sebagai sifat resesif. Diperoleh F1 100%  Merah dari persilangan antara kancing genetik merah dan putih. Saat  F1 disilangkan dengan sesamanya, diperoleh 3 macam fenotipe yaitu merah-merah, merah-putih, danputih-putih.Sehinggadiperolehperbandinganfenotipe F2 adalah 3 Merah : 1 Putih.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 20x didapatkan perbandingan genotipe 5 MM : 9 Mm : 7 mm dengan deviasi untuk merah 1 dan untuk putih 2, untuk pengambilan 40x, didapatkan perbandingan genotipe 4 MM : 25 Mm : 11 mm dengan nilai deviasi merah -1 dan putih 1, untuk pengambilan 60x didapatkan perbandingan genotipe 14 MM : 31 Mm : 16 mm dengan deviasi untuk merah 0 dan untuk putih 1.
Pada saat melakukan percobaan pada ulangan ke 60x, deviasi sebelumnya yang didapatkan yaitu dengan angka diatas 3, oleh karena itu percobaan mengambil kancing genetik di ulang selama 2x kali hingga mendapatkan devasi yang sesuai. Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan. Deviasi mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan fenotipe tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna
Perbandingan fenotip dalam persilangan monohibrid bukan merupakan perbandingan pasti. Sering terdapat penyimpangan yang disebut dengan deviasi dalam kehidupan nyata. Perbandingan hasil persilangan di dalam kenyataan biasa berbeda dan memiliki selisih dari hasil perbandingannya.
Dalam percobaan Hukum Mendel 1 ini, hasil yang didapat oleh praktikan mendekati bunyi Hukum Mendel 1 atau disebut juga dengan Hukum Segregasi. Hal tersebut biasa terjadi karena adanya faktor lain yang dapat berpengaruh pada genotipe dan fenotipe suatu individu seperti faktor lingkungan dan mutasi. Lingkungan dan mutasi dapat mempengaruhi susunan gen pada suatu individu sehingga ikut berpengaruh juga pada fenotipe individu tersebut.

BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
·         Didapatkan hasil perbandingan Genotipe mendekati 1 MM : 2 Mm : 1 mm, untuk 20x pengambilan diperoleh 5 : 9 : 7, untuk 40x pengambilan diperoleh 4 : 25 : 11, dan untuk 60x  pengambilan diperoleh 14 : 31 :16, dengan perbandingan Fenotipe 3 Merah : 1 Putih karena model gen merah dominan terhadap model gen putih.
·         Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan. Deviasi mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan fenotipe tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna.
Pada Perbandingan pengambilan 20x, 40x, dan 60x yaitu mendekati bunyi Hukum Mendel 1, yaitu 1 : 2 : 1. Pada pengambilan 20x didapatkan deviasi fenotipe merah 1 dan fenotipe putih 2, pada pengambilan 40x di dapatkan deviasi merah -1 dan putih 1, pada pengambilan 60x didapatkan deviasi fenotipe merah 0 dan fenotipe putih 1.
·         Peristiwa penyimpangan terhadap hukum Mendel ke-I terjadi karena adanya interaksi antara gen-gen. Yaitu adanya sebuah atau sepasang gen yang menutupi (mengalahkan) atau dikalahkan ekspresi gen lain yang bukan alelnya.
·         Dominan adalah gen yang menang pengaruhnya dari alelnya. Memakai simbol dengan huruf kapital.
Resesif adalah gen yang kalah pengaruhnya dari gen alelnya memakai simbol huruf kecil.      
Genotipe adalah susunan gen dalam sel suatu individu. Tiap macam gen ditulis dengan simbolnya yang terdiri dari 1 macam huruf.        
Fenotipe adalah sifat gen yang dapat dikenal misalnya karena dapat dilihat, dikecapap, dicium, dsb.







Pertanyaan :
1.   Berapa macam pasangan genotip yang anda peroleh ?
2.   Berapa perbandingannya ?
3.   Jika model gen merah dominan, berapa perbandingan fenotip yang anda peroleh ?
4.   Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan model 2 ini ?

Jawaban :
1.   Terdapat 3 macam genotip yang diperoleh yaitu merah-merah (MM), merah-putih (Mm), dan putih-putih (mm)
2.   Perbandingan Genotipenya 1 MM : 2 Mm : 1 mm, untuk 20x pengambilan diperoleh 5 : 9 : 7, untuk 40x pengambilan diperoleh 4 : 25 : 11, dan untuk 60x pengambilan diperoleh 14 : 31 :16.
3.   Jika gen merah dominan, maka perbandingan fenotipenya adalah 3 Merah : 1 Putih
4.   Percobaan ini menghasilkan genotif yaitu merah-merah, merah-putih dan putih-putih. Dan perbandingan fenotifnya yaitu MM, Mm, mm (1:2:1) untuk F2. sedangkan pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Dapat disimpulkan bahwa gen merah dominan, dan gen putih resesif. Perbandingan fenotipe untuk persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominan.










DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997.Genetika Tumbuhan. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi  Universitas Bengkulu
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Suryo. 1990. Genetika Manusia. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta :Erlangga.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung :Penerbit Tarsito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya

LAPORAN TPTH JAGUNG MANIS

  LEMBAR PENGESAHAN Pengaruh beberapa tingkat dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis Oleh SHOL...