LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA 3.
HUKUM MENDEL 1
Nama :
Sholikhatin
Npm :
E1j015010
Shift
: C2. Rabu (10.00
– 12.00 Wib)
Kelompok :
1
Co.Ass : Vega Citra
Dosen : Dr.Ir. Dwi
Wahyuni Ganefianti,M.Sc.
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Syamsuri, (2004:101 ) Mengemukakan
bahwa Hukum Mendel I dikenal sebagai
hukum Segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom
homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu
terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal
sebagai segregasi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan
monohibrid.
Hukum Mandel I berlaku pada gametogenesis F1.
F1 itu memiliki genotif heterozigot. Baik pada bunga betina maupun
benang sari, terbentuk 2 macam gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1
x F1) terdapat 4 macam perkawinan. (Wildan Yatim, 1996:76).
Hukum mendel I adalah perkawinan
dua tetua yang mempunyai satu sifat beda (monohibrit). Setiap indifidu yang
berkembang baik secara seksual terbentuk dari perleburan 2 gamet yang
berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis mendel dari setiap sifat/karakter
ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hokum mendel I berlaku pada waktu
gametogenesis F1. F1 memiliki genotip heterozigot. Dalam peritiwa meiyosis, gen
sealel akan terpisah , mesisng-masing terbentuk gamet. Baik pada bunga jantan
maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri
(F1 x F2) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan
melebur secara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau peristiwa.( Suryati
Doti, 2011)
Menurut
Crowder (1993), dominan adalah hasil gen fungsional, menutup penampilan dari alel
mutan, dan resesif adalah alel dari gen yang tidak menghasilkan hasil yang
berfungsi, hasil yang defisien atau hasil yang jumlahnya sedikit. Sedangkan
sifat keturunan yang dapat diamati/ lihat (warna, bentuk, ukuran) dinamakan
fenotip, dan sifat dasar yang tidak nampak dan tetap (tidak berubah-ubah karena
lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotip (Suryo, 2008).
1.2.
Tujuan Praktikum
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel
2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan
3. Memahami pengertian dominan, resesif,
genotipe, fenotipe
BAB II
BAHAN DAN METODE
PRAKTIKUM
2.1.
Bahan dan Alat
1. Model
gen (kancing genetik)
2 warna
2. Dua buah stoples
2.2.
Cara
Kerja
1. Model
gen merah dan putih diambil oleh praktikan masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina).
2. Satu pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan disisihkan dan dimisalkan sebagai individu merah dan individu putih.
3. Pasangan
gen pada langkah
2 dibuka oleh praktikan, ini dimisalkan sebagai pemisahan gen pada pembentukan gamet.
4. Model
gen jantan merah dan model gen betina putih digabungkan oleh praktikan. Ini menggambarkan hasil persilangan atau F1 keturunan individu merah dan individu betina.
5. Model
gen merah dan
model gen putih dipisahkan.
Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. Semua
model gen jantan merah maupun putih dimasukkan ke dalam stoples jantan dan model gen betina merah dan putih dimasukkan ke dalam stoples betina.
7. Sebuah
gen secara acak diambil dari masing-masing stoples tanpa melihat dan sambil mengaduk gen-gen di
dalam stoples,
kemudian dipasangkan.
8. Secara terus-menerus pengambilan model gen
dilakukan sampai
gen pada toples habis dan setiap pasangan gen yang
terambil dicatat kedalam table pencatatan.
9. Bisa juga dengan mengembalikan model gen
yang telah diambil
(langkah 8) kedalam stoples masing-masing untuk mendapat kesempatan terambil lagi. Percobaan serupa dilakukan untuk pengambilan 20x, 40x,
dan 60x.
BAB
III
HASIL
Berdasarkan
hasil dari praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan, dengan teknik
pengambilan kancing genetik 2 warna, yaitu merah untuk gen jantan dan putih
untuk gen betina. Didapat hasil berupa tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Pencatatan
untuk pengambilan 20x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
IIIII
|
5
|
2
|
Merah-Putih
|
|
9
|
3
|
Putih-Putih
|
|
7
|
Tabel 2. Pencatatan
untuk pengambilan 40x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
IIII
|
4
|
2
|
Merah-Putih
|
|
25
|
3
|
Putih-Putih
|
|
11
|
Tabel 3. Pencatatan
untuk pengambilan 60x
No
|
Pasangan
|
Tabulasi ijiran
|
Jumlah
|
1
|
Merah-Merah
|
|
14
|
2
|
Merah-Putih
|
|
31
|
3
|
Putih-Putih
|
|
16
|
Table 4. Perbandingan/nisbah
fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E)
untuk pengambilan 20x
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
(Observasi=O)
|
(Expected)
|
(O-E)
|
|
merah
|
14
|
15
|
1
|
Putih
|
7
|
5
|
2
|
total
|
21
|
20
|
1
|
Table 5. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40x
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
(Observasi=O)
|
(Expected)
|
(O-E)
|
|
merah
|
29
|
30
|
-1
|
Putih
|
11
|
10
|
1
|
total
|
40
|
40
|
0
|
Table 6. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60x
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
(Observasi=O)
|
(Expected)
|
(O-E)
|
|
Merah
|
45
|
45
|
0
|
Putih
|
16
|
15
|
1
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dari hasil perbobaan persilangan yang di simbolkan dengan
kancing genetik dapat dijelaskan bahwa dalam percobaan Hukum Mendel 1,
dilakukan persilangan monohibrid dengan perbedaan warna kancing genetic merah sebagai sifat dominan dan putih sebagai sifat resesif. Diperoleh F1 100% Merah dari persilangan antara kancing genetik merah dan putih. Saat F1
disilangkan dengan sesamanya, diperoleh 3
macam fenotipe yaitu merah-merah,
merah-putih, danputih-putih.Sehinggadiperolehperbandinganfenotipe F2 adalah 3
Merah : 1 Putih.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 20x
didapatkan perbandingan genotipe 5 MM : 9 Mm : 7 mm dengan deviasi untuk merah 1 dan untuk putih 2, untuk pengambilan 40x,
didapatkan perbandingan genotipe 4 MM : 25 Mm : 11 mm dengan nilai deviasi merah -1 dan putih
1, untuk pengambilan 60x didapatkan perbandingan genotipe 14 MM : 31 Mm : 16 mm dengan deviasi untuk merah 0 dan untuk putih 1.
Pada saat melakukan percobaan pada ulangan ke 60x,
deviasi sebelumnya yang didapatkan yaitu dengan angka diatas 3, oleh karena itu
percobaan mengambil kancing genetik di ulang selama 2x kali hingga mendapatkan
devasi yang sesuai. Deviasi menyatakan
besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan. Deviasi
mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan fenotipe
tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna
Perbandingan fenotip dalam persilangan monohibrid bukan merupakan perbandingan pasti. Sering terdapat penyimpangan yang
disebut dengan deviasi dalam kehidupan nyata. Perbandingan hasil persilangan di dalam kenyataan biasa berbeda dan memiliki selisih dari hasil perbandingannya.
Dalam percobaan Hukum Mendel 1 ini,
hasil yang didapat oleh praktikan mendekati bunyi Hukum Mendel 1 atau disebut juga dengan Hukum Segregasi. Hal tersebut biasa terjadi karena adanya faktor lain yang dapat berpengaruh pada genotipe dan fenotipe suatu individu seperti faktor lingkungan dan mutasi. Lingkungan dan mutasi dapat mempengaruhi susunan gen pada suatu individu sehingga ikut berpengaruh juga pada fenotipe individu tersebut.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa :
·
Didapatkan hasil perbandingan Genotipe mendekati 1 MM : 2 Mm :
1 mm, untuk 20x pengambilan diperoleh
5 : 9 : 7, untuk 40x pengambilan diperoleh 4 : 25 : 11, dan untuk 60x pengambilan diperoleh 14 : 31 :16, dengan perbandingan Fenotipe 3 Merah : 1
Putih karena
model gen merah dominan terhadap model gen putih.
·
Deviasi
menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan.
Deviasi mendekati angka 1 maka data yang diharap makin bagus, dan pernyataan
fenotipe
tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna.
Pada
Perbandingan pengambilan 20x, 40x,
dan 60x yaitu mendekati bunyi Hukum Mendel 1, yaitu 1
: 2 : 1. Pada pengambilan
20x didapatkan deviasi fenotipe merah 1 dan fenotipe putih 2, pada pengambilan 40x di
dapatkan deviasi merah -1 dan putih 1, pada pengambilan 60x
didapatkan deviasi fenotipe merah 0 dan fenotipe putih 1.
·
Peristiwa penyimpangan terhadap hukum Mendel ke-I terjadi karena adanya
interaksi antara gen-gen. Yaitu adanya sebuah atau sepasang gen yang menutupi
(mengalahkan) atau dikalahkan ekspresi gen lain yang bukan alelnya.
·
Dominan
adalah gen yang menang pengaruhnya dari alelnya. Memakai simbol dengan huruf
kapital.
Resesif adalah gen yang kalah pengaruhnya dari gen alelnya memakai simbol huruf kecil.
Genotipe adalah susunan gen dalam sel suatu individu. Tiap macam gen ditulis dengan simbolnya yang terdiri dari 1 macam huruf.
Fenotipe adalah sifat gen yang dapat dikenal misalnya karena dapat dilihat, dikecapap, dicium, dsb.
Resesif adalah gen yang kalah pengaruhnya dari gen alelnya memakai simbol huruf kecil.
Genotipe adalah susunan gen dalam sel suatu individu. Tiap macam gen ditulis dengan simbolnya yang terdiri dari 1 macam huruf.
Fenotipe adalah sifat gen yang dapat dikenal misalnya karena dapat dilihat, dikecapap, dicium, dsb.
Pertanyaan :
1. Berapa macam pasangan genotip yang anda peroleh ?
2. Berapa perbandingannya ?
3. Jika
model gen merah dominan,
berapa perbandingan fenotip yang anda peroleh ?
4. Apa
yang dapat anda simpulkan dari percobaan model 2 ini ?
Jawaban :
1. Terdapat
3 macam genotip
yang diperoleh yaitu merah-merah (MM),
merah-putih (Mm), dan putih-putih
(mm)
2. Perbandingan Genotipenya 1 MM : 2 Mm : 1 mm,
untuk 20x pengambilan diperoleh
5 : 9 : 7, untuk 40x pengambilan diperoleh 4 : 25 : 11, dan untuk 60x pengambilan diperoleh 14 : 31 :16.
3. Jika
gen merah dominan,
maka perbandingan fenotipenya adalah 3 Merah : 1
Putih
4. Percobaan ini menghasilkan genotif yaitu merah-merah, merah-putih
dan putih-putih. Dan perbandingan fenotifnya yaitu MM, Mm, mm (1:2:1) untuk F2.
sedangkan pada F1 menghasilkan semuanya (100%) merah. Dapat disimpulkan
bahwa gen merah dominan, dan gen putih resesif. Perbandingan fenotipe untuk
persilangan monohibrid pada F2 adalah 3:1. Karena gen merah dominan.
DAFTAR
PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997.Genetika Tumbuhan.
Yogyakarta :Gadjah Mada
University Press.
Suryati,
Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Suryo. 1990. Genetika Manusia.
Yogyakarta :Gadjah Mada
University Press.
Syamsuri,
Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta
:Erlangga.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung :Penerbit Tarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya