Minggu, 16 September 2018

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA INTERAKSI GEN


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA




ACARA 7.
INTERAKSI GEN


NAMA            : SHOLIKHATIN
NPM               : E1J015010
SHIFT             : RABU (10.00 – 12:00 WIB)
KELOMPOK  : 1


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Dasar Teori
Menurut (Crowder, 1997). dominasi suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologis, genetic, dan macam-macam faktor yang lainnya. Tidak adanya dominansi telah diketahui pada awal sejarah penelitian gen. Perubahan pengaruh dominansi ini timbul karena interaksi alele, baik antara alele pada lokus yang sama (intra-allelic) maupun pada lokus yang berbeda (inter-allelic)
Hubungan antara ciri-ciri pada suatu sifat tidak selalu hubungan dominan resesif. Terdapat kasus bahwa ciri yang muncul pada tanaman F1 ternyata bukan merupakan ciri dari salah satu tetuanya,melainkan campuran dari kedua tetuanya.pada kasus ini tidak terdapat alel dominan dan resesif, kedua alel berinteraksi dan akan berekspresi menghasilkan fenotipe baru yang berbeda dari kedua tetuanya (Suryati, 2015).
Pada tahun 1906, W.Batenson dan R.C Punnet menyilangkan kacang kapri ungu berserbuk sari lonjong dan kacang kapri merah berserbuk sari bundar. Didapatkanrasio fenotipe pada persilangan F214 : 1 : 1 : 3. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari hukum mendel yang seharusnya pada keturunan kedua (F2)(Yatim, 1986).
Kodominansi : dua alel menghasilkan produk berbeda yang kerjanya berlainan dan dapat diketahui pada heterozigot. Suatu contoh alel kodominan yaitu alel yang menghasilkan hemoglobin dalam sistem golongan darah ABO pada manusia. Darah yang mengandung antigen A dan B, dan darah yang mengandung antibodi A atau B (Goodenough, 1984).
Pada Hukum Mendel, dikatakan bahwa rasio fenotipe keturunan kedua yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Namun saat terjadi penyimpangan Hukum Mendel, rasio fenotipe tersebut dapat mengalami modifikasi menjadi 12 : 3 : 1 atau 9 : 3 : 4 (Suryo, 1986).

1.2.   Tujuan Praktikum
1.      Memahami macam-macam interaksi gen.
2.      Mensimulasi dan memahami contoh-contoh fenomena interaksi gen.

BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1.   Bahan dan Alat
·           Print out gambar-gambar tanaman yang mengalami interaksi gen.
·           Kalkulator.

2.2.   Cara Kerja
1.      Praktikan diberikan gambar-gambar tanaman yang mengalami interaksi gen.
2.      Setiap gambar yang ada diamati.
3.      Karakter yang akan diuji dipilih.
4.      Dilakukan perhitungan fenotipe karakter yang tampak sesuai dengan karakter yang dipilih.
5.      Chi-square karakter tersebut dihitung.
6.      Diamati dan dibahas hasil yang terjadi.















BAB III
HASIL
I.                   Interaksi Intra Lokus (Antar Alel)
 






Gambar 1.
Fenotipe
Pengamatan
(Observasi = O)
Harapan
(Expected = E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
(O-E)2/E
X2
Merah
48
50
-2
4
0.08
Pink
100
100
0
0
0
Putih
52
50
2
4
0.08
Total
200
200
0
8
0.16










II.                Interaksi Antar Lokus

Interaksi gen antar lokus :
Didapatkan beberapa model gen yaitu :
1.      Bunga ungu- Buah kuning : 101
2.      Bunga ungu- Buah merah  : 8
3.      Bunga putih- Buah kuning : 11
4.      Bunga putih- Buah Merah : 1
5.      Bunga merah- Buah kuning: 69
6.      Bunga Merah- Buah Merah: 4
















BAB IV
PEMBAHASAN
Tidak semua hasil persilangan nisbah mengikuti nisbah hukum Mendel II. Variasi fenotipe yang menyimpang dari hukum Mendel II terjadi karena adanya interaksi gen. Interaksi antar gen akan menyebabkan sifat keturunan F1 tidak akan menyerupai parental (induk) dan munculnya fenotipe-fenotipe baru pada keturunan F2 nya.
Epistasis dapat berupa epistasis dominan (perbandingan12:3:1), epistasis resesif (perbandingan 9:3:4), epistasis dominan resesif (perbandingan 13:3), epistasis dominan duplikat (perbandingan 15:1), epistasis resesif duplikat (perbandingan 9:7), dan gen duplikat dengan efek kumulatif (9:6:1).
Data yang didapat berdasarkan pengamatan dengan lima bagian bunga pukul empat, dimana satu bagian terdapat 200 gambar bunga pukul empat dengan tiga warna, yaitu merah, putih dan pink.
Pada gambar 1 terdapat 48 bunga berwarna merah, 100 bunga berwarna pink dan 52 bunga berwarna putih, hasil yang didapat dikalkulasikan dengan cara Chi Square Test mendapatkan hasil 0,16<5,99. Pada gambar kedua terdapat 57 bunga berwarna merah, 105 bunga berwarna pink dan 38 bunga berwarna putih, hasil kalkulasi dengan cara Chi Square Test mendapatkan hasil 4,11<5,99.
Pada interaksi antar lokus di dapatkan beberapa variasi gen yang berbeda-beda yaitu Bunga ungu- Buah kuning : 101, Bunga ungu- Buah merah  : 8, Bunga putih- Buah kuning : 11, Bunga putih- Buah Merah : 1, Bunga merah- Buah kuning: 69, Bunga Merah- Buah Merah: 4. Pada masing-masing model gen mengekspresikan gen yang berbeda dan terlihat pada gen yang paling sedikit ter ekspresi yaitu bunga putih dan buah merah itu hanya mendapatkan 1 gen dari 194.
Berdasarkan pengamatan dan data diatas perhitungan dilakukan menggunakan Hukum Mendel I, perbandingan genotipe (1:2:1) dan perbandingan fenotipe (3:1) bukan menggunakan Hukum Mendel II. Hipotesis semua data diterima karena nila i x2 hitung lebih kecil dari pada nilai x2. Sedangkan ineraksi gen dengan cara epistasis menggunakan Hukum Mendel II. Jadi data diatas dapat diterima berdasarkan Chi Square Test namun tidak sesuai dengan epistasis karena data diatas menggunakan cara Hukum Mendel I dengan perbandingan (1:2:1).
BAB V
KESIMPULAN

Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      interaksi gen memiliki beberapa penyimpangan yaitu tidak semua hasil persilangan nisbah mengikuti nisbah hukum Mendel II. Variasi fenotipe yang menyimpang dari hukum Mendel II terjadi karena adanya interaksi gen. Interaksi antar gen akan menyebabkan sifat keturunan F1 tidak akan menyerupai parental (induk) dan munculnya fenotipe-fenotipe baru pada keturunan F2 nya.
2.      Memahami interaksi dari gen yaitu seperti Epistasis dapat berupa epistasis dominan (perbandingan12:3:1), epistasis resesif (perbandingan 9:3:4), epistasis dominan resesif (perbandingan 13:3), epistasis dominan duplikat (perbandingan 15:1), epistasis resesif duplikat (perbandingan 9:7), dan gen duplikat dengan efek kumulatif (9:6:1).














Jawaban Pertanyaan
1.      Suatu tanaman “entahapanamanya”, warna bunganya dikontrol oleh 2 gen yang masing-masing mepunyai 2 alel dan tidak pada kromosom yang sama (tidak terpaut). Tanaman berbunga kuning galur murni disilangkan dengan galur murni yang berbunga biru. Biji F1 hasil silangan ini bila ditanam akan menghasilkan tanaman berbunga biru dan bila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri maka dari biji yang dihasilkan akan diperoleh tanaman F2 yang berbunga dengan perbandingan 9 biru : 6 ungu : 1 kuning. Jika tanaman F1 disilangkan dengan tanaman berbunga kuning dan menghasilkan biji, tanaman berbunga apa saja yang akan dihasilkan. Analisislah percobaan ini, tentukan semua genotipenya.
2.      Dalam percobaan persilangan jagung :
a.       Jagung homozigot coklat dengan jangung homozigot kuning, dihasilkan F1 100% kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji kuning : coklat = 9 : 7. Jelaskan fenomena genetik yang berhubungan dengan warna biji jagung tersebut.
b.      Dalam koleksi terdapat 2 galur yang keduanya berwarna coklat. Persilangan dari kedua galur berwarna coklat itu menghasilkan F1 berwarna kuning  dan F2 dengan perbandingan warna biji 9 : 7 untuk kuning : coklat. Jelaskan genotipe galur-1 dan galur-2.
c.       Ada 5 biji, yaitu : biji-1 kuning, biji-2 kuning, biji-3 kuning, biji-4 tidak dicatat, dan biji-5 coklat.
1.      Polen tanaman biji-1 dipakai untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh hasil :
Biji-1 x Galur-1 = 100% kuning
Biji-1 x Galur-2 = 50% kuning, 50% coklat
Bagaimana genotipe biji-1 untuk sifat warna biji?
2.      Polen tanaman biji-2 juga digunakan untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh hasil :
Biji-2 x Galur-1 = 50% kuning, 50% coklat
Biji-2 x galur-2 = 100% kuning
Bagaimana genotipe warna biji-2?
3.      Uji yang sama dilakukan pada polen asal tanaman biji-5 dan diperoleh hasil:
Biji-5 x Galur-1 = 100% coklat
Biji-5 x Galur-2 = 100% coklat
Bagaimana genotipe warna biji-5?
Jawaban
1.      P : KKBB (Biru)  X  kkbb (Kuning)
segregasi
      KB                                       kb                 gamet
                                                            persilangan
   KkBb (Biru)                         F1
               KkBb (Biru)  X  KkBb (Biru)
                                                                        segregasi
                        KB, Kb, kB, kb                       gamet

KB
Kb
kB
kb
KB
KKBB
KKBb
KkBB
KkBb
Kb
KKBb
KKbb
KkBb
Kkbb
kB
KkBB
KkBb
kkBB
kkBb
kb
KkBb
Kkbb
kkBb
kkbb
            Rasio Fenotipe = 9 Biru : 6 Ungu : 1 Kuning
Testcross (disilangkan dengan tanaman berbunga kuning)
       KkBb (Biru)   X    kkbb (Kuning)
                                                                        segregasi
       KB, Kb, kB, kb    kb                                gamet

KB
Kb
kB
kb
kb
KkBb
Kkbb
kkBb
kkbb
        Rasio Genotipe = 1 KkBb : 1 Kkbb : 1 kkBb : 1 kkbb
        Rasio Fenotipe = 1 Biru : 2 Ungu : 1 Kuning



2.      A.P:         cckk     x          CCKK
               (cokelat)              (kuning)
                         Segregasi
      Gamet:  ck                   CK
                  Persilangan
      F1:                   CcKk
                              Segregasi
      Gamet:  CK,Ck CK,Ck
                  cK,ck    cK,ck

CK
Ck
cK
ck
CK
CCKK
CCKk
CcKK
CcKk
Ck
CCKk
CCkk
ccKk
Cckk
cK
CcKK
CcKk
ccKK
ccKk
ck
CcKk
Cckk
ccKk
cckk
Selfing F2:



Fenomena genetik yang berhubungan dengan warna jagung tersebut adalah komplementer dengan perbandingan 9 : 7 atau epistasis resesif.
B.      P:         cckk     x          CCKK
               (cokelat)              (cokelat)
                         Segregasi
      Gamet:  ck                   CK
                  Persilangan
      F1:                   CcKk (kuning)
                              Segregasi
      Gamet:  CK,Ck CK,Ck
                  cK,ck    cK,ck

CK
Ck
cK
ck
CK
CCKK
CCKk
CcKK
CcKk
Ck
CCKk
CCkk
ccKk
Cckk
cK
CcKK
CcKk
ccKK
ccKk
ck
CcKk
Cckk
ccKk
cckk
Selfing F2:



Fenomena genetik yang berhubungan dengan warna jagung tersebut adalah komplementer dengan perbandingan 9 : 7 atau epistasis resesif rangkap yaitu interaksi beberapa gen yang saling melengkapi.
C.      1. Biji-1 dominan kuning X galur-1 dominan
P :    KK              X                    KK
                        segregasi
Gamet : K                                K
F1 :                  KK = 100% kuning
   Biji-1 dominan kuning X galur-2 kodominan
           P :     KK                X                 Kk
                                    Segregasi
           Gamet :  K                               K, k
           F1 :                  KK, Kk = 50% kuning dan 50% cokelat

2.Biji-2 dominan kuning X galur-1 kodominan
           P :     KK                X                 Kk
                                    Segregasi
           Gamet :  K                               K, k
           F1 :                  KK, Kk = 50% kuning dan 50% cokelat
Biji-2 dominan kuning X galur-2 dominan
P :    KK              X                    KK
                        segregasi
Gamet : K                                K
F1 :                  KK = 100% kuning

3.      Biji-5 dominan kuning X galur-1 dominan
P :    CC              X                    CC
                        segregasi
Gamet : C                                C
            F1 :                  CC = 100% cokelat
Biji-5 dominan kuning X galur-2 dominan
P :    CC              X                    CC
                        segregasi
Gamet : C                                C
            F1 :                  CC = 100% cokelat









DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997.Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Goodenough, U. 1984. Genetika.Jakarta : Erlangga.
Suryati, Dotti. 2016. Penuntun Praktikum Genetika. Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya

LAPORAN TPTH JAGUNG MANIS

  LEMBAR PENGESAHAN Pengaruh beberapa tingkat dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis Oleh SHOL...