ACARA
7.
INTERAKSI
GEN
NAMA : SHOLIKHATIN
NPM : E1J015010
SHIFT : RABU
(10.00 – 12:00 WIB)
KELOMPOK : 1
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Dasar
Teori
Menurut (Crowder, 1997). dominasi
suatu alel terhadap alel yang
lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologis, genetic,
dan macam-macam faktor yang lainnya. Tidak adanya dominansi telah diketahui
pada awal sejarah penelitian gen. Perubahan pengaruh dominansi ini timbul
karena interaksi alele, baik antara alele pada lokus yang sama (intra-allelic)
maupun pada lokus yang berbeda (inter-allelic)
Hubungan
antara ciri-ciri pada suatu sifat tidak selalu hubungan dominan resesif. Terdapat
kasus bahwa ciri yang muncul pada tanaman F1 ternyata bukan merupakan ciri dari
salah satu tetuanya,melainkan campuran dari kedua tetuanya.pada kasus ini tidak
terdapat alel dominan dan resesif, kedua alel berinteraksi dan akan berekspresi
menghasilkan fenotipe baru yang berbeda dari kedua tetuanya (Suryati, 2015).
Pada tahun
1906, W.Batenson dan R.C Punnet menyilangkan kacang kapri ungu berserbuk sari
lonjong dan kacang kapri merah berserbuk sari bundar. Didapatkanrasio fenotipe
pada persilangan F214 : 1 : 1 : 3. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang
dari hukum mendel yang seharusnya pada keturunan kedua (F2)(Yatim, 1986).
Kodominansi
: dua alel menghasilkan produk berbeda yang kerjanya berlainan dan dapat
diketahui pada heterozigot. Suatu contoh alel kodominan yaitu alel yang
menghasilkan hemoglobin dalam sistem golongan darah ABO pada manusia. Darah
yang mengandung antigen A dan B, dan darah yang mengandung antibodi A atau B (Goodenough,
1984).
Pada Hukum
Mendel, dikatakan bahwa rasio fenotipe keturunan kedua yaitu 9 : 3 : 3 : 1.
Namun saat terjadi penyimpangan Hukum Mendel, rasio fenotipe tersebut dapat
mengalami modifikasi menjadi 12 : 3 : 1 atau 9 : 3 : 4 (Suryo, 1986).
1.2.
Tujuan
Praktikum
1.
Memahami
macam-macam interaksi gen.
2.
Mensimulasi
dan memahami contoh-contoh fenomena interaksi gen.
BAB II
BAHAN DAN
METODE PRAKTIKUM
2.1.
Bahan
dan Alat
·
Print
out gambar-gambar tanaman yang mengalami interaksi gen.
·
Kalkulator.
2.2.
Cara
Kerja
1.
Praktikan
diberikan gambar-gambar tanaman yang mengalami interaksi gen.
2.
Setiap
gambar yang ada diamati.
3.
Karakter
yang akan diuji dipilih.
4.
Dilakukan
perhitungan fenotipe karakter yang tampak sesuai dengan karakter yang dipilih.
5.
Chi-square
karakter tersebut dihitung.
6.
Diamati
dan dibahas hasil yang terjadi.
BAB
III
HASIL
I.
Interaksi
Intra Lokus (Antar Alel)
Gambar 1.
Fenotipe
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected = E)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
X2
|
Merah
|
48
|
50
|
-2
|
4
|
0.08
|
Pink
|
100
|
100
|
0
|
0
|
0
|
Putih
|
52
|
50
|
2
|
4
|
0.08
|
Total
|
200
|
200
|
0
|
8
|
0.16
|
II.
Interaksi
Antar Lokus
Interaksi gen antar lokus :
Didapatkan beberapa model gen
yaitu :
1.
Bunga ungu- Buah kuning : 101
2.
Bunga ungu- Buah merah : 8
3.
Bunga putih- Buah kuning : 11
4.
Bunga putih- Buah Merah : 1
5.
Bunga merah- Buah kuning: 69
6.
Bunga Merah- Buah Merah: 4
BAB
IV
PEMBAHASAN
Tidak semua hasil persilangan nisbah mengikuti
nisbah hukum Mendel II. Variasi fenotipe yang menyimpang dari hukum Mendel II
terjadi karena adanya interaksi gen. Interaksi antar gen akan menyebabkan sifat
keturunan F1 tidak akan menyerupai parental (induk) dan munculnya
fenotipe-fenotipe baru pada keturunan F2 nya.
Epistasis dapat berupa epistasis dominan
(perbandingan12:3:1), epistasis resesif (perbandingan 9:3:4), epistasis dominan
resesif (perbandingan 13:3), epistasis dominan duplikat (perbandingan 15:1),
epistasis resesif duplikat (perbandingan 9:7), dan gen duplikat dengan efek
kumulatif (9:6:1).
Data yang didapat berdasarkan pengamatan dengan lima
bagian bunga pukul empat, dimana satu bagian terdapat 200 gambar bunga pukul
empat dengan tiga warna, yaitu merah, putih dan pink.
Pada gambar 1 terdapat 48 bunga berwarna merah, 100
bunga berwarna pink dan 52 bunga berwarna putih, hasil yang didapat dikalkulasikan
dengan cara Chi Square Test mendapatkan hasil 0,16<5,99. Pada gambar kedua
terdapat 57 bunga berwarna merah, 105 bunga berwarna pink dan 38 bunga berwarna
putih, hasil kalkulasi dengan cara Chi Square Test mendapatkan hasil
4,11<5,99.
Pada interaksi antar lokus di dapatkan beberapa variasi
gen yang berbeda-beda yaitu Bunga ungu- Buah kuning : 101, Bunga ungu- Buah merah : 8, Bunga putih- Buah kuning : 11, Bunga
putih- Buah Merah : 1, Bunga merah- Buah kuning: 69, Bunga Merah- Buah Merah: 4.
Pada masing-masing model gen mengekspresikan gen yang berbeda dan terlihat pada
gen yang paling sedikit ter ekspresi yaitu bunga putih dan buah merah itu hanya
mendapatkan 1 gen dari 194.
Berdasarkan pengamatan dan data diatas perhitungan
dilakukan menggunakan Hukum Mendel I, perbandingan genotipe (1:2:1) dan
perbandingan fenotipe (3:1) bukan menggunakan Hukum Mendel II. Hipotesis semua
data diterima karena nila i x2 hitung lebih kecil dari pada nilai x2.
Sedangkan ineraksi gen dengan cara epistasis menggunakan Hukum Mendel II. Jadi
data diatas dapat diterima berdasarkan Chi Square Test namun tidak sesuai
dengan epistasis karena data diatas menggunakan cara Hukum Mendel I dengan
perbandingan (1:2:1).
BAB
V
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. interaksi gen memiliki beberapa
penyimpangan yaitu tidak
semua hasil persilangan nisbah mengikuti nisbah hukum Mendel II. Variasi
fenotipe yang menyimpang dari hukum Mendel II terjadi karena adanya interaksi
gen. Interaksi antar gen akan menyebabkan sifat keturunan F1 tidak akan
menyerupai parental (induk) dan munculnya fenotipe-fenotipe baru pada keturunan
F2 nya.
2. Memahami interaksi dari gen yaitu seperti Epistasis
dapat berupa epistasis dominan (perbandingan12:3:1), epistasis resesif
(perbandingan 9:3:4), epistasis dominan resesif (perbandingan 13:3), epistasis
dominan duplikat (perbandingan 15:1), epistasis resesif duplikat (perbandingan
9:7), dan gen duplikat dengan efek kumulatif (9:6:1).
Jawaban
Pertanyaan
1.
Suatu
tanaman “entahapanamanya”, warna bunganya dikontrol oleh 2 gen yang
masing-masing mepunyai 2 alel dan tidak pada kromosom yang sama (tidak
terpaut). Tanaman berbunga kuning galur murni disilangkan dengan galur murni
yang berbunga biru. Biji F1 hasil silangan ini bila ditanam akan menghasilkan
tanaman berbunga biru dan bila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri maka
dari biji yang dihasilkan akan diperoleh tanaman F2 yang berbunga dengan
perbandingan 9 biru : 6 ungu : 1 kuning. Jika tanaman F1 disilangkan dengan
tanaman berbunga kuning dan menghasilkan biji, tanaman berbunga apa saja yang
akan dihasilkan. Analisislah percobaan ini, tentukan semua genotipenya.
2. Dalam percobaan persilangan jagung :
a. Jagung homozigot coklat dengan
jangung homozigot kuning, dihasilkan F1 100% kuning dan F2 dengan perbandingan
warna biji kuning : coklat = 9 : 7. Jelaskan fenomena genetik yang berhubungan
dengan warna biji jagung tersebut.
b. Dalam
koleksi terdapat 2 galur yang keduanya berwarna coklat. Persilangan dari kedua galur
berwarna coklat itu menghasilkan F1 berwarna kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji 9 : 7
untuk kuning : coklat. Jelaskan genotipe galur-1 dan galur-2.
c. Ada 5 biji, yaitu : biji-1 kuning,
biji-2 kuning, biji-3 kuning, biji-4 tidak dicatat, dan biji-5 coklat.
1. Polen tanaman biji-1 dipakai untuk
menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh hasil :
Biji-1 x Galur-1 = 100% kuning
Biji-1 x Galur-2 = 50% kuning, 50%
coklat
Bagaimana genotipe biji-1 untuk sifat warna biji?
2. Polen tanaman biji-2 juga digunakan
untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh hasil :
Biji-2 x Galur-1 = 50% kuning, 50%
coklat
Biji-2 x galur-2 = 100% kuning
Bagaimana genotipe warna biji-2?
3. Uji yang sama dilakukan pada polen
asal tanaman biji-5 dan diperoleh hasil:
Biji-5 x Galur-1 = 100% coklat
Biji-5 x Galur-2 = 100% coklat
Bagaimana genotipe warna biji-5?
Jawaban
1.
P : KKBB (Biru) X kkbb
(Kuning)
segregasi
persilangan
KkBb (Biru) F1
segregasi
KB, Kb, kB, kb gamet
|
KB
|
Kb
|
kB
|
kb
|
KB
|
KKBB
|
KKBb
|
KkBB
|
KkBb
|
Kb
|
KKBb
|
KKbb
|
KkBb
|
Kkbb
|
kB
|
KkBB
|
KkBb
|
kkBB
|
kkBb
|
kb
|
KkBb
|
Kkbb
|
kkBb
|
kkbb
|
Rasio Fenotipe = 9 Biru : 6 Ungu : 1
Kuning
Testcross
(disilangkan dengan tanaman berbunga kuning)
segregasi
KB,
Kb, kB, kb kb gamet
|
KB
|
Kb
|
kB
|
kb
|
kb
|
KkBb
|
Kkbb
|
kkBb
|
kkbb
|
Rasio Genotipe = 1 KkBb : 1 Kkbb : 1 kkBb : 1 kkbb
Rasio Fenotipe = 1 Biru : 2 Ungu : 1 Kuning
2.
A.P: cckk x CCKK
(cokelat) (kuning)
Segregasi
Gamet:
ck CK
Persilangan
F1: CcKk
Segregasi
Gamet:
CK,Ck CK,Ck
cK,ck cK,ck
|
CK
|
Ck
|
cK
|
ck
|
CK
|
CCKK
|
CCKk
|
CcKK
|
CcKk
|
Ck
|
CCKk
|
CCkk
|
ccKk
|
Cckk
|
cK
|
CcKK
|
CcKk
|
ccKK
|
ccKk
|
ck
|
CcKk
|
Cckk
|
ccKk
|
cckk
|
Selfing F2:
Fenomena
genetik yang berhubungan dengan warna jagung tersebut adalah komplementer
dengan perbandingan 9 : 7 atau epistasis resesif.
B.
P: cckk x CCKK
(cokelat) (cokelat)
Segregasi
Gamet:
ck CK
Persilangan
F1: CcKk
(kuning)
Segregasi
Gamet:
CK,Ck CK,Ck
cK,ck cK,ck
|
CK
|
Ck
|
cK
|
ck
|
CK
|
CCKK
|
CCKk
|
CcKK
|
CcKk
|
Ck
|
CCKk
|
CCkk
|
ccKk
|
Cckk
|
cK
|
CcKK
|
CcKk
|
ccKK
|
ccKk
|
ck
|
CcKk
|
Cckk
|
ccKk
|
cckk
|
Selfing F2:
Fenomena
genetik yang berhubungan dengan warna jagung tersebut adalah komplementer
dengan perbandingan 9 : 7 atau epistasis resesif rangkap yaitu interaksi
beberapa gen yang saling melengkapi.
C.
1. Biji-1 dominan kuning X galur-1 dominan
P : KK X KK
segregasi
Gamet : K K
F1 : KK = 100%
kuning
Biji-1 dominan kuning X galur-2 kodominan
P : KK X Kk
Segregasi
Gamet : K K, k
F1 : KK, Kk = 50% kuning dan 50%
cokelat
2.Biji-2 dominan
kuning X galur-1 kodominan
P : KK X Kk
Segregasi
Gamet : K K, k
F1 : KK, Kk = 50% kuning dan 50%
cokelat
Biji-2 dominan kuning X
galur-2 dominan
P : KK X KK
segregasi
Gamet : K K
F1 : KK = 100% kuning
3. Biji-5 dominan kuning X
galur-1 dominan
P : CC X CC
segregasi
Gamet : C C
F1 : CC = 100% cokelat
Biji-5 dominan
kuning X galur-2 dominan
P : CC X CC
segregasi
Gamet : C C
F1 : CC = 100% cokelat
DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V.
1997.Genetika Tumbuhan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Goodenough, U.
1984. Genetika.Jakarta : Erlangga.
Suryati, Dotti. 2016. Penuntun Praktikum Genetika. Bengkulu :
Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika.
Bandung : Penerbit Tarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya