Minggu, 16 September 2018

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SILSILAH GENETIS MANUSIA


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA



ACARA 14
MENYUSUN SILSILAH GENETIS MANUSIA


SHOLIKHATIN
NPM : E1J015010

Shift : (Rabu, 10.00-12.00)
Kelompok : 1


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Dasar Teori
( Dotti Suryati, 2016 ), Berdasarkan peelakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotipenya diketahui atau ingin diketahui. Manusi begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi, kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia diwariskan secara Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia.
Sifat - sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat - sifat tersebut melebihi fisik, fisiologis dan psikologis. Dalam kehidupan sehari - hari, kita menjumpai adanya beberapa sifat fisik yang dominan. Sifat dominan hampir selalu muncul pada keturunannya, misalnya mata sipit, kulit gelap, rambut keriting. Umumnya bangsa Asia Timur hingga Asia Tengah (Jepang, Cina) bermata sipit. Demikian pula halnya dengan kulit gelap dan rambut keriting. Fikatakan bahwa sifat mata sipit, kulit gelap dan rambut keriting merupakan difat yang dominan. Beberapa sifat fisik lain yang diturunkan contohnyaadalah bentuk daun telinga, alis mata, kumis, bulu dada, bentuk jari tangan, kegemukan, dll. Sifat - sifat tersebut merupakan warisan dari kedua orang tua. ( Istamar Syamsuri, 2004 )
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau asal-usul. Sedangkan analusis berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi, kalai diartikan secara harfiah, pedigree analysis berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau asal - usul. Beberapa kegunaan analisis pedigree diantaranya sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit.
Terkadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari ssatu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola dari catatan silsilah keluarga, kita dapat memperkirakan suatu penyakit, apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan. Salah satu contohnya adlaah hemofilia. Pada awalnya, tidak diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Stelah para ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
2.    Untuk megetahui mekanisme atau pola penurunan penyakit
Dari pola yang tampak dalam riwayat keluarga, kita dapat mengetahui mekanisme penurunan suatu penyakit. Contohnya, hemofilia merupakan penyakit yang diturunkan dari kromosom X.
3.    Untuk memperkirakan penetrance, yaitu perkiraan berapa banyak penyakit tersebut akan timbul atau terjadi pada seseorang dengan kondisi gen tertentu.
4.    Untuk memeperkirakan expressivity, yaitu derajat beratnya derajat manifestasi klinis suatu penyakit pada kondisi gen tertentu ( Harliani, 2008 ).
 ( Deny Salvana, 2012 ). Penyakit menurun merupakan salah satu masalah yang cukup serius dalam suatu silsilah keluarga. Hal ini dikarenakan risiko sifat gen tersebut bisa diturunkan pada generasi selanjutnya dalam satu silsilah tersebut. Salah satu dari penyakit menurun adalah buta warna sebagian yaitu tidak bisa membedakan warna-warna tertentu dengan benar. Salah satu yang jadi masalah adalah ketidak tahuan cara untuk mengetahui bahwa buta warna yang diderita merupakan buta warna menurun atau tidak.Untuk menentukan kadar risiko terhadap anggota keluarga yang terlibat dalam silsilah keluarga, dapat menggunakan ilmu pewarisan sifat genetika. Faktor genetik dari ayah atau ibu adalah pengaruh utama yang menjadi faktor penentu risiko terjangkitnya penyakit oleh keturunan atau generasi setelahnya.

1.2              Tujuan Prakikum
Untuk mengetahui susunan silsilah genetis pada manusia














BAB II
BAHAN DAN METODE


2.1  Alat dan Bahan
Data genetis dari mahasiswa dan keluarganya, meliputi
1.      Golongan darah
2.      Batas rambut jidat
3.      Ujung lidah membulat atau tidak
4.      Cuping telinga

2.2  Metode Praktikum
1.      Membuat silsilah keluarga berdasarkan data masing-masing
2.      Mengestimasikan genotip keluarga masing-masing mahasiswa



















BAB III
HASIL


3.1 Hasil
3.1.1 Golongan Darah
 












3.1.2 Batasan Rambut Jidat

 














3.1.3 Kuping Telinga

 











3.1.4 Ujung lidah membulat atau tidak

 



















BAB IV
PEMBAHASAN

           
            Dari data silsilah yan gtelah didapat dari tiap mahasiswa, diketahui bahwa keluarga mahasiswa memiliki bagian atau data genetis baik yang bersifat dominan maupun resesif.
            Untuk golongan darah, ayah praktikan bergolongan darah AB dan ibu praktikan bergolongan darah O. Apabila orang tua atau induk bergolongan darah AB dan O, maka kemungkinan yang dapat terjadi yaitu keturunan akan bergolongan darah A,B,AB dan O. Hasilnya, anak pertama bergolongan darah A, anak kedua bergolongan darah A pula.  Untuk batasan rambut jidat, diperoleh hasil bahwa ayah praktkan bersifat dominan (WW) dan ibu praktikan bersifat dominan (WW). Hasilnya, anak pertama bersifat WW, dan anak kedua juga bersifat dominan (WW).  Untuk ujung lidah diperoleh hasil bahwa ayah praktikan bersifat dominan (RR) dan ibu praktikan  juga bersifat dominan (RR). Hasilnya anak pertama bersifat dominan (RR), dan anak kedua juga bersifat dominan (RR).
            Untuk cuping telinga, ayah praktikan memiliki sifat dominan (EE) dan ibu praktikan juga memiliki sifat dominan (EE). Hasilnya, anak pertama bersifat dominan (EE), dan anak kedua juga bersifat dominan (EE). Karena keturunan dari keluarga yang memiliki sifat dominan maka tidak banyak sifat yang berbeda pada silsilah keluarga tersebut.









BAB V
KESIMPULAN


Dari praktikum yang telak dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
Golongan darah, batasan rambut, ujung lidah, dan cuping telinga  keluarga praktikan adalah bersifat dominan maka tidak terdapat banyak sifat yang bereda dalam silsilah keluarga tersebut rata – rata didominasi dengan sifat yang dominan.

























DAFTAR PUSTAKA


Harliani . 2008. Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Salvana, Deny. 2012. Deteksi Risiko Penderita Buta Warna Menurun
Berbasis Pohon Keluarga Dengan Algoritma Genetika. Universitas Dian                                            Nuswantoro
Suryati, Dotti. 2016. Penuntun Pratikum Genetika. Bengkulu: UNIB press
Suryo. 1984. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
Suryo. 2010. Genetika Manusia cetakan V. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya

LAPORAN TPTH JAGUNG MANIS

  LEMBAR PENGESAHAN Pengaruh beberapa tingkat dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis Oleh SHOL...