LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA
14
MENYUSUN
SILSILAH GENETIS MANUSIA
SHOLIKHATIN
NPM
: E1J015010
Shift
: (Rabu, 10.00-12.00)
Kelompok
: 1
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
( Dotti Suryati, 2016 ), Berdasarkan peelakuan kita pada hewan dan
tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang
genotipenya diketahui atau ingin diketahui. Manusi begitu mulianya sehingga
tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan
manusia sama seperti Gregor Mendel menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi, kita
ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia diwariskan secara
Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari
silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia.
Sifat - sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya
mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat - sifat tersebut melebihi fisik,
fisiologis dan psikologis. Dalam kehidupan sehari - hari, kita menjumpai adanya
beberapa sifat fisik yang dominan. Sifat dominan hampir selalu muncul pada
keturunannya, misalnya mata sipit, kulit gelap, rambut keriting. Umumnya bangsa
Asia Timur hingga Asia Tengah (Jepang, Cina) bermata sipit. Demikian pula
halnya dengan kulit gelap dan rambut keriting. Fikatakan bahwa sifat mata
sipit, kulit gelap dan rambut keriting merupakan difat yang dominan. Beberapa
sifat fisik lain yang diturunkan contohnyaadalah bentuk daun telinga, alis
mata, kumis, bulu dada, bentuk jari tangan, kegemukan, dll. Sifat - sifat
tersebut merupakan warisan dari kedua orang tua. ( Istamar Syamsuri, 2004 )
Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau
asal-usul. Sedangkan analusis berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi, kalai
diartikan secara harfiah, pedigree analysis berarti pemeriksaan yang teliti
terhadap silsilah atau asal - usul. Beberapa kegunaan analisis pedigree
diantaranya sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit.
Terkadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis
penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami
oleh lebih dari ssatu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu sama
lain. Berdasarkan pola dari catatan silsilah keluarga, kita dapat memperkirakan
suatu penyakit, apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua
atau tidak diturunkan. Salah satu contohnya adlaah hemofilia. Pada awalnya,
tidak diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Stelah
para ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka
jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
2.
Untuk megetahui mekanisme atau pola penurunan penyakit
Dari pola yang tampak dalam riwayat keluarga, kita dapat
mengetahui mekanisme penurunan suatu penyakit. Contohnya, hemofilia merupakan
penyakit yang diturunkan dari kromosom X.
3.
Untuk memperkirakan penetrance, yaitu perkiraan berapa banyak penyakit
tersebut akan timbul atau terjadi pada seseorang dengan kondisi gen tertentu.
4. Untuk memeperkirakan
expressivity, yaitu derajat beratnya derajat manifestasi klinis suatu penyakit
pada kondisi gen tertentu ( Harliani, 2008 ).
(
Deny Salvana, 2012 ). Penyakit menurun merupakan salah satu masalah
yang cukup serius dalam suatu silsilah keluarga. Hal ini dikarenakan risiko
sifat gen tersebut bisa diturunkan pada generasi selanjutnya dalam satu
silsilah tersebut. Salah satu dari penyakit menurun adalah buta warna sebagian
yaitu tidak bisa membedakan warna-warna tertentu dengan benar. Salah satu yang
jadi masalah adalah ketidak tahuan cara untuk mengetahui bahwa buta warna yang
diderita merupakan buta warna menurun atau tidak.Untuk
menentukan kadar risiko terhadap anggota keluarga yang terlibat dalam silsilah
keluarga, dapat menggunakan ilmu pewarisan sifat genetika. Faktor genetik dari
ayah atau ibu adalah pengaruh utama yang menjadi faktor penentu risiko
terjangkitnya penyakit oleh keturunan atau generasi setelahnya.
1.2
Tujuan Prakikum
Untuk
mengetahui susunan silsilah genetis pada manusia
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan Bahan
Data genetis dari mahasiswa dan keluarganya, meliputi
1.
Golongan darah
2.
Batas rambut jidat
3.
Ujung lidah membulat atau tidak
4.
Cuping telinga
2.2 Metode Praktikum
1.
Membuat silsilah keluarga berdasarkan data masing-masing
2.
Mengestimasikan genotip keluarga masing-masing mahasiswa
BAB III
HASIL
3.1 Hasil
3.1.1
Golongan Darah
3.1.2
Batasan Rambut Jidat
3.1.3
Kuping Telinga
3.1.4
Ujung lidah membulat atau tidak
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari data silsilah yan gtelah didapat dari
tiap mahasiswa, diketahui bahwa keluarga mahasiswa memiliki bagian atau data
genetis baik yang bersifat dominan maupun resesif.
Untuk
golongan darah, ayah praktikan bergolongan darah AB dan ibu praktikan bergolongan darah O. Apabila orang tua atau induk
bergolongan darah AB dan O, maka kemungkinan yang dapat terjadi yaitu keturunan akan bergolongan
darah A,B,AB dan O. Hasilnya, anak pertama bergolongan darah A, anak kedua
bergolongan darah A pula. Untuk batasan rambut jidat,
diperoleh hasil bahwa ayah praktkan bersifat dominan (WW) dan ibu praktikan
bersifat dominan (WW). Hasilnya, anak pertama bersifat WW, dan anak kedua juga bersifat dominan
(WW). Untuk ujung lidah diperoleh hasil bahwa ayah
praktikan bersifat dominan (RR) dan ibu praktikan juga bersifat dominan (RR). Hasilnya anak pertama bersifat dominan (RR), dan anak kedua juga bersifat dominan (RR).
Untuk
cuping telinga, ayah praktikan memiliki sifat dominan (EE) dan ibu praktikan juga memiliki sifat dominan
(EE). Hasilnya, anak pertama bersifat dominan (EE), dan anak kedua juga bersifat dominan (EE). Karena keturunan dari keluarga yang memiliki sifat
dominan maka tidak banyak sifat yang berbeda pada silsilah keluarga tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telak
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
Golongan
darah,
batasan
rambut, ujung lidah, dan cuping telinga keluarga praktikan adalah bersifat dominan
maka tidak terdapat banyak sifat yang bereda dalam silsilah keluarga tersebut
rata – rata didominasi dengan sifat yang dominan.
DAFTAR PUSTAKA
Harliani . 2008.
Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas XII.
Jakarta : Erlangga.
Salvana, Deny. 2012. Deteksi Risiko Penderita Buta Warna Menurun
Berbasis Pohon Keluarga Dengan Algoritma
Genetika. Universitas Dian Nuswantoro
Suryo. 1984. Genetika Manusia. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Suryo. 2010. Genetika Manusia cetakan V. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Syamsuri,
Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya