ACARA 4.
HUKUM MENDEL II
NAMA : SHOLIKHATIN
NPM : E1J015010
SHIFT : 1. RABU
(10.00 – 12.00 WIB)
KELOMPOK : 1
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Dasar
Teori
(Suryo, 1990) Hukum mendel II (The Law of
Independent Assortment ofGenes) atau Hukum
Pengelompokan Gen Secara Bebas menyatakan bahwa gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lainnya pada pembentukan gamet. Hukum ini
dibuktikan pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2
individu dengan 2 sifat beda atau lebih. Pada dihibrid dihasilkan rasio
genotipe 9 : 3 : 3 : 1.
Mendel
menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yang disebut hukum pemisahan dan
pengelompokkan secara bebas melalui percobaannya pada kacang kapri. Dalam
mempelajari sifat pada kapri, cerdas telah memilih sifat-sifat yang diatur oleh
gen yang terletak pada kromosom yang terpisah (Crowder, 1997).
Menurut (Gooddenough,1984) Mendel menggunakan kacang ercis atau
kapri untuk menghasilkan dihibrid, didapatkan biji dengan dua sifat beda, yaitu
bentuk dan warna biji. Lalu Mendel melakukan Persilangan dihibrid, yaitu
persilangan dengan dua sifat beda yang berbunyi “independent assortment of
genes” atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika
pembentukan gamet, ketika proses meiosis
Terdapat menyimpang
pada perbandingan fenotipe dari penemuan Mendel yang disebut Penyimpangan Hukum
Mendel. Peristiwa penyimpangan persilangan monohibrida dominan dengan resesif
menghasilkan F1 dengan perbandinganfenotipe 3 : 1, sedangkan dihibrida
menghasilkan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 (Yatim, 1986).
1.2.
Tujuan
Praktikum
Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut
Hukum Mendel pada persilangan dengan dua sifat beda (dihibrida).
BAB
II
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1.
Bahan
dan Alat
·
Kancing
genetik 4 warna
·
Dua
buah stoples
2.2.
Cara
Kerja
1.
Sepasang
model gen merah, putih, kuning, dan hijau diambil oleh praktikan. Dalam hal ini
warna kancing merah (B) pembawa sifat untuk biji bulat dan dominan terhadap
putih (b) pembawa sifat untuk bentuk keriput. Sedangkan warna kancing genetic
kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna kuning dan dominan terhadap warna
hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
2.
Setiap
pasangan gen dibuka dan diumpamakan sebagai pemisah gen pada saat pembentukan
gamet dari kedua induk. Proses ini diasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara
acak.
3.
Kombinasi
genotipe yang terbentuk pada F1 ditentukan.
4.
Pasangan
model gen dibuat untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada F1. 1 pasang
gen dianggap 1 macam gamet.
5.
Model
gen yang sama dibuat seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
6.
Delapan
pasang dari setiap pasangan model gen (gamet) dimasukkan kedalam stoples I dan
8pasangan lagi kedalam stoples II. Model gen pada stoples dikocok atau diaduk
sampai bercampur dengan baik.
7.
Ambil
model gen dari setiap stoples secara serentak dan acak, lalu dipasangakan untuk
menentukan kombinasi genotipenya.
8.
Hasil
kombinasi genotipe yang didapat dicatat oleh praktikan. Bila stoples I terambil
model gen putih-kuning (bK) dan dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka
kombinasi genotipenya adalah BbKk.
9.
Pasangan
gen yang terambil dikembalikan ke stoples dan dilakukan pengambilan sebanyak
32x dan 64x.
BAB III
HASIL
Tabel
1. Nisbah Pengamatan Fenotipe
Fenotipe
|
Genotipe
|
Frekuensi Genotipe
|
Rasio Fenotipe
|
||
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
||
Bulat – Kuning
|
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
|
II
IIII
|
IIII
|
2
5
4
7
|
0
8
5
24
|
18
|
37
|
||||
Bulat – Hijau
|
BBkk
Bbkk
|
II
III
|
2
3
|
6
8
|
|
5
|
14
|
||||
Keriput –Kuning
|
bbKK
bbKk
|
III
|
IIII
|
3
5
|
5
7
|
8
|
12
|
||||
Keriput–Hijau
|
Bbkk
|
I
|
I
|
1
|
1
|
Total
|
9
|
32
|
64
|
32
|
64
|
Tabel
2. Perbandingan/nisbah Fenotipe Pengamatan/observasi (O) dan Nisbah
Harapan/teoritis/expected (E)
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
|||
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
|
Bulat - Kuning
|
18
|
37
|
18
|
36
|
0
|
1
|
Bulat – Hijau
|
5
|
14
|
6
|
12
|
-1
|
2
|
Keriput – Kuning
|
8
|
12
|
6
|
12
|
-1
|
0
|
Keriput – Hijau
|
1
|
1
|
2
|
4
|
-1
|
3
|
Total
|
32
|
64
|
32
|
64
|
0
|
0
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada Percobaan Hukum Mendel II ini dilakukan
dengan melakukan pengambilan 32x dan 64x kancing genetik 4 warna, yaitu merah, putih, kuning,
dan hijau. Warna kancing merah (B) sebagai pembawa sifat untuk bentuk biji
bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput,
Sedangkan warna kancing kuning (K) adalah pembawa sifat warna biji kuning dan
dominan terhadap warna hijau (k) sebagai pembawa sifat warna biji hijau.
Pada pengambilan 32x,
didapatkan rasio fenotipe 18 bulat-kuning, 5 bulat-hijau, 5
keriput-kuning, dan 1 keriput-hijau, dengan
frekuensi genotipe 2 BBKK : 5 BBKk : 4
BbKK : 7 BbKk : 2 BBkk : 3 Bbkk : 3 bbKK
: 5 bbKk : 1 bbkk. Pada pengambilan 64x, didapatkan rasio
fenotipe 37
bulat-kuning, 14 bulat-hijau,
12 keriput-kuning, dan 1 keriput-hijau, dengan frekuensi genotipe 0 BBKK : 8 BBKk
: 5 BbKK : 24 BbKk : 6 BBkk : 8 Bbkk : 5
bbKK : 7 bbKk : 1 bbkk.
Perbandingan fenotipe dalam persilangan Mendel bukan
merupakan perbandingan pasti. Sering terdapat penyimpangan yang disebut dengan
deviasi dalam kehidupan nyata. Perbandingan hasil persilangan di dalam
kenyataan bisa berbeda dan memiliki selisih dari hasil perbandingannya.
Pada pengambilan 32x didapatkan
deviasi bulat-kuning 0, bulat-hijau -1, keriput-kuning -1,
dan keriput-hijau -1 sehingga total deviasi pada
pengambilan 32x yaitu 0. Sedangkan pada pengambilan 64x, didapatkan deviasi bulat-kuning
1, bulat-hijau 2, keriput-kuning 0,
dan keriput-hijau 3 sehingga total deviasi pada pengambilan 64x yaitu 0.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
Perbandingan fenotipe pada percobaan sangat
mendekati dengan bunyi Hukum Mendel II.Pada percobaan ini didapatkan rasio
fenotipe untuk pengambilan 32x, yaitu bulat-kuning 18, bulat–hijau 5,
keriput–kuning 5, dan keriput-hijau 1. Sedangkan pada pengambilan 64x, didapatkan rasio
fenotipe bulat–Kuning 37, bulat–hijau 14,
keriput–kuning 12, dan keriput–hijau 1.
Deviasi
pada pengambilan 32x dan pengambilan 64x bernilai total 0.
Rasio
fenotipe pada percobaan mendekati rasio fenotipe harapan dan sesuai dengan
bunyi Hukum Mendel II.
Jawaban
Pertanyaan
1.
Ada
berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?
2.
Tulis
perbandingan fenotipe yang diperoleh!
3.
Jelaskan
prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata!
Jawaban
1.
Dari
hasil percobaan, didapatkan 9 macam kombinasi genotipe, yaitu BBKK, BBKk, BbKK,
BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk, dan bbkk.
2.
Pada
pengambilan 32x, didapatakn rasio fenotipe :
ü
Bulat
– Kuning = 18
ü
Bulat
– Hijau = 5
ü
Keriput
– Kuning = 5
ü
Keriput
– Hijau = 1
Pada pengambilan
64x, didapatkan rasio fenotipe :
ü
Bulat
– Kuning =
37
ü
Bulat
– Hijau = 14
ü
Keriput
– Kuning = 12
ü
Keriput
– Hijau =
1
3.
Pada
kehidupan nyata, setiap sifat suatu individu akan diturunkan kepada
keturunannya secara acak dan tidak bergantung pada sifat yang lain. Dalam
percobaan ini dilakukan perumpamaan penurunan sifat pada kehidupan nyata dan
pecobaan ini juga membuktikan bahwa setiap sifat tidak bergantung pada sifat
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Crowder,
L. V. 1997. Genetika Tumbuhan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Goodenough,
U. 1984. Genetika. Jakarta :
Erlangga.
Suryo. 1990. Genetika
Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Syamsuri,
Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta
: Erlangga.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar setelah melihat blog, setidaknya ucapkan terimakasih setelah anda mengcopas artikel saya